Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Temuan Arkeologi di Indonesia dalam Satu Dekade Terakhir

Kompas.com - 16/01/2020, 20:32 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Namun masih banyak yang dibuat bingung, apakah mereka spesies berbeda, bagaimana bisa sampai ke Flores, dan apa penyebab kepunahan mereka.

Sebuah penelitian Internasional menyebut kalau pemicu kepunahan Hobitt adalah letusan gunung berapi.

Baca juga: Sebuah Kisah dari Homo Erectus, Nenek Moyang Kita yang Misterius

 

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Human Evolution pada 2018 ini menemukan adanya bukti letusan gunung berapi besar sekitar 50.000 tahun lalu.

Letusan itu kemungkinan besar berdampak pada ekosistem Homo floresiensis, seperti misalnya berkurangnya sumber makanan mereka. Peluang untuk bertahan hidup mereka pun makin sedikit.

3. Teka Teki Homo erectus

Homo erectus pertama kali ditemukan di situs Ngandong, Solo, Jawa Tengah pada 1930-an oleh ahli geologi Belanda. Namun saat itu, ahli kebingungan mengenai penanggalan usia fosil.

Russel Ciochon, antropolog dari University of Iowa menyebutkan kalau penanggalan terhadap Homo eructus menjadi hal yang penting.

Sebab dari penanggalan, ahli dapat memahami sebuah evolusi. Selain itu juga ahli bisa mengungkapkan dengan siapa mereka berinteraksi, serta bagaimana mereka punah.

Barulah pada 2019 lalu, setelah kembali melakukan serangkaian survei di situs yang sama, peneliti berhasil menentukan penanggalan terhadap Homo erectus yang ditemukan di Solo itu.

Peneliti menyebut usia fosil antara 108.000 dan 117.00 tahun lalu. Penanggalan juga menunjukkan Homo erectus akhirnya punah di Jawa.

Saat itu, lingkungan tumbuh lebih hangat dan habitat terbuka tergantikan oleh hutan hujan.

Temuan ini menjadi suatu capaian baru, mengingat jejak Homo erectus masih menjadi misteri. Hasil penemuan tersebut kemudian dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Baca juga: Inilah Fosil-fosil Manusia Mata Menge, Saudara The Hobbit dari Flores

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com