Karena sel-sel jantung berkontraksi dan rileks secara spontan, maka perilaku mereka seperti mesin miniatur yang menggerakan robot itu sampai cadangan energinya habis.
Xenobot, disematkan sebagai nama dari robot kreasi para ilmuwan ini yang diambil dari nama latin katak bercakar Afrika, Xenopus laevis.
Dalam Prosiding National Academy of Sciences, para peneliti menggambarkan bagaimana mereka menjaga sel katak tetap hidup.
Xenobots mungkin dibangun dengan pembuluh darah, sistem saraf dan sel-sel sensorik untuk membentuk mata yang belum sempurna.
Baca juga: Ilmuwan Stanford Bikin Robot Gesit Mirip Anjing Bisa Jungkir Balik
Levin menambahkan dengan membangunnya dari sel mamalia, mereka bisa hidup di tanah kering. Karya ini, imbuh dia, bertujuan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari sekadar robot squidgy.
"Tujuannya adalah untuk memahami perangkat lunak dari kehidupan," imbuh Levin.
Penelitian ini adalah program pembelajaran seumur hidup dan didanai US Defense Advanced Research Projects Agency. Bertujuan untuk menciptakan kembali proses pembelajaran biologis dalam mesin.
Namun, penelitian ini juga mendapatkan beberapa pertentangan. Peneliti senior di Oxford Uehiro Centre for Practical Ethics, Thomas Douglas mengkritik tentang status moral xenobot ini.
"Untuk orang-orang ini (ilmuwan), pertanyaan sulit dapat muncul tentang apakah xenobot ini harus diklasifikasikan sebagai makhluk hidup atau mesin," ungkap Douglas.
Baca juga: Gantikan Drone, Ahli Ciptakan Robot Kolibri untuk Misi Penyelamatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.