KOMPAS.com - Melakukan seks anal memiliki risiko tinggi menderita penyakit pada saluran cerna bagian bawah, yakni anus dan rektum.
Akademisi dan praktisi di Divisi Gastroentologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam, sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- RSCM, dr Ari Fahrial Syam, mengatakan bahwa dampak luka pada bagian anus dan rektum, dapat terjadi jika anal seks dilakukan tanpa menggunakkan lubrikan.
"Luka pada bagian itu, meningkatkan risiko infeksi menular seksual virus dan juga infeksi bakteri," kata Ari dalam acara bertajuk
Infeksi menular seksual yang bisa terjadi antara lain HIV, Herpes, Hepatitis dan Human Papiloma Virus.
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Pada orang yang melakukan seks anal, dikarenakan anus tidak memiliki lubrikasi alami seperti vagina, penetrasi yang terjadi dapat merobek jaringan bagian dalam anus. Hal tersebut memungkinkan bakteri dan virus untuk masuk melalui aliran darah.
Untuk diketahui, risiko anus terpapar HIV adalah 30 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pasangan yang melakukan seks vaginal.
Human Papiloma Virus (HPV)
Dengan alasan yang sama, anus tidak memiliki lubrikasi dan penetrasi dapat menyebabkan luka bagian dalam anus. dr Ari menyebutkan, paparan HPV sangat mungkin terjadi dan dapat menyebabkan perkembangan kutil anus serta kanker anus.
Hepatitis
Disebutkan oleh Ari, penerima seks anal sangat mungkin mendapati penyakit hepatitis B dan C. Bahkan jika kedua pasangan tidak memiliki infeksi atau penyakit menular seksual, tetapi bakteri normal di anus berpotensi untuk menginfeksi pasangan yang menerimanya.
Kontak oral dengan anus dapat membuat kedua pasangan berisiko hepatitis.
Herpes genital merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) atau tipe 2 (HSV-2).
Baca juga: Sering Salah Paham, Telusuri Mitos dan Fakta Seputar Herpes Genital
Penularan herpes dapat terjadi lewat sentuhan langsung dengan bintil herpes di kulit penderita dan cairan seksual, seperti mani atau cairan vagina dari aktivitas seksual yang tidak aman, termasuk penularan melalui seks oral.