Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Taksa Burung Baru di Indonesia, Ada Habibie dan Emil Salim

Kompas.com - 14/01/2020, 13:08 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah ekpedisi penelitian berhasil menemukan 10 taksa burung di Sulawesi dan Maluku Utara. Dua di antaranya dianugerahkan kepada Habibie dan Emil Salim.

Dijelaskan oleh Profesor riset bidang zoologi Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Dewi Malia Prawiradilaga, banyaknya taksa burung baru yang ditemukan dari satu kali ekspedisi ini merupakan prestasi yang luar biasa dan sangat langka.

"Baru terjadi lagi setelah lebih dari 100 tahun lalu pasca-ekpedisi yang dilakukan oleh Alfred R Wallace," kata dia.

Menurut Dewi, kondisi alam dengan adanya laut dalam di sekitar pulau-pulau tersebut mendukung proses pembentukan jenis atau dikenal dengan spesiasi.

Baca juga: Burung Beo Abu-abu Afrika Punya Perilaku Unik, Ini Buktinya

Uniknya, dari kesepuluh taksa baru tersebut, dua nama jenis dari lima jenis burung baru dianugerahkan kepada mendiang Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie serta tokoh cendikiawan Indonesia, Emil Salim.

Phylloscopus emilsalimi sp.nov, ditemukan di Pulau taliabuFoto James A. Eaton Phylloscopus emilsalimi sp.nov, ditemukan di Pulau taliabu

Kesepuluh taksa baru tersebut terdiri dari lima jenis baru dan lima anak jenis baru sebagai berikut:

1. Rhipidura habibiei sp.nov, ditemukan di Pulau Peleng

2. Locustella portenta sp.nov, ditemukan di Pulau Taliabu

3. Myzomela wahe sp.nov, ditemukan di Pulau Taliabu

4. Phyllocopus surau merdu sp.nov, ditemukan di Pulau Peleng

5. Phylloscopus emilsalimi sp.nov, ditemukan di Pulau taliabu

6. Phyllergates cuculatus sulanus subsp.nov, ditemukan di Pulau Taliabu

7. Phyllergates cuculatus relictus subsp.nov, ditemukan di Pulau Peleng

8. Cyornis omissus omississimus subsp.nov, ditemukan di Pulau Batudaka

9. Turdus poliocephalus sukahujan subsp.nov, ditemukan di Pulau Taliabu

10. Ficedula hyperythra betinabiru subsp.on, ditemukan di Pulau Taliabu.

Baca juga: Seri Hewan Nusantara: Katak Renda Piasak dari Kalimantan, Bisa Menyamar

Dewi mengatakan bahwa dengan penyematan nama kedua tokoh tersebut, diharapkan kedua nama besar itu tetap abadi untuk menjamin kelestarian dan keberadaan kedua jenis burung tersebut di alam.

"Kelestarian burung di alam menjadi warisan yang bernilai tidak terhingga bagi generasi penerus bangsa," tuturnya.

Penemuan ini merupakan hasil kerjasama antara Pusat Peneitian Biologi LIPI dengan Nastional University of Singapore, dengan kegiatan survei dilakukan selama enam minggu di Provinsi Sulawesi Tengah dan Maluku Utara pada akhir tahun 2013 hingga awal tahun 2014 lalu.

Lokasi survei meliputi Pulau Peleng di Kepulauan Banggai dan Pulau Batudaka di Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, serta Pulau Taliabu di Kepulauan Sula, Maluku Utara.

Hasil penemuan ini tealh ditulis oleh Rheindt FE, Prawiradilaga DM, Ashari H, Suparno,Gwee CY, Lee GWX, Wu MY, dan Ng NSR, serta dipublikasikan pada tanggal 9 Januari 2020 dalam jurnal Science vol. 367 Issue. 6474, pp. 167-170.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com