KOMPAS.com - Para peneliti berusaha mencari tahu penyebab naiknya permukaan laut dengan meluncurkan dua satelit.
Guna mengetahui secara lebih rinci seperti apa kenaikan permukaan laut dan perubahannya, mulai November 2020 akan diluncurkan dua satelit misi Sentinel-6 (S6) atau Jason of Continuity of Service (Jason-CS).
Satelit ini akan menjadi misi pengamatan Bumi terpanjang yang didedikasikan untuk mempelajari naiknya air laut di samudera.
Seperti dikutip dari Space.com, wahana antariksa itu akan memberikan pengukuran ketinggian air paling sensitif, karena mengungkapkan secara detail tentang kenaikan air di lautan.
Baca juga: BMKG: Naiknya Air Laut di Pulau Buru akibat Fenomena Supermoon
Penelitian ini membantu hampir 40 tahun membangun catatan permukaan laut.
Misi satelit gabungan Amerika Serikat dan Eropa, S6 mengikuti jejak trio misi sebelumnya.
Sebelumnya, misi yang sama dilakukan dengan mengirim satelit TOPEX atau Poseidon dan Jason 1, Ocean Surface Topography atau Jason 2, dan Jason 3.
Ketiganya telah mengukur bagaimana permukaan laut naik di atas level permukaan laut selama 30 tahun terakhir.
Pesawat ruang angkasa sebelumnya menunjukkan lautan bumi rata-rata naik 0,1 inchi atau 3 milimeter pada tahun 1990-an, dan meningkat menjadi 0,13 inchi atau 3,4 milimeter pada saat ini.
Baca juga: Jokowi: Kita Punya Belasan Ribu Pulau yang Terancam Kalau Air Laut Naik
Sentinel-6 atau Jason-CS terdiri dari dua pesawat ruang angkasa, yakni Sentinel-6A dan Sentinel-6B, yang akan diluncurkan lima tahun terpisah.
Sentinel-6A akan diluncurkan pada tahun depan dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California dengan roket SpaceX Falcon 9. Sementara, satunya lagi akan diluncurkan pada 2025.
Terbang 800 mil di atas planet ini, pesawat ruang angkasa itu akan mengirimkan sinyal ke permukaan bumi dan mengukur berapa waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke satelit.
Pada saat yang sama, S6 akan menggunakan GPS dan laser berbasis darat untuk menemukan posisinya, bersama dengan jaringan khusus yang dikenal sebagai Doppler Orbitography dan Radiopsitioning Integrated by Satelite (DORIS).
Ketika digabungkan, teknologi ini akan mengukur ketinggian lautan dengan akurasi sekitar satu inchi.
S6 akan mengumpulkan data laut secara global setiap sepuluh hari, dan akan membantunya memberikan wawasan tentang situasi atau cuaca di samudera seperti El-nino.