KOMPAS.com – Jasmin Moghbeli mendapatkan julukan “Jaws” ketika menjadi pilot helikopter yang melakukan lebih dari 150 misi di Afghanistan.
Lulusan Angkatan Laut AS dan bekas pemain basket ini telah wisuda dari Space Center NASA di Houston, Texas. Jasmin resmi menjadi astronot berdarah Iran-Amerika pertama yang akan menjelajah luar angkasa.
Dilansir dari AFP, Senin (13/1/2020), imigran berusia 36 tahun itu berharap dirinya bisa menginspirasi orang lain dengan latar belakang yang sama.
“Lebih mudah untuk terinspirasi oleh seseorang dengan latar belakang yang mirip, atau memiliki suatu kesamaan, sehingga saya berharap bisa menginspirasi,” tuturnya.
Baca juga: AS Gaet Para Astronot Jepang untuk Eksplorasi Bulan
Jasmin dan saudara laki-lakinya dilahirkan di Jerman oleh orangtua berdarah Iran. Orangtuanya bermigrasi ke Jerman saat Revolusi Islam pada 1979.
Namun Jasmin tumbuh besar di Baldwin, New York, tempat yang dianggapnya sebagai rumah. Pada usia 15 tahun, Jasmin mengikuti space camp untuk mewujudkan ambisinya menjelajah luar angkasa.
Jasmin wisuda dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan jurusan Aeronautical Engineering. Namun saat itu, orangtuanya lebih memilih Jasmin untuk menjadi pilot militer.
Jasmin mendaftar untuk militer pada 2005, empat tahun sebelum insiden 11 September.
Menyusul pemulihan hubungan AS dan Iran yang singkat selama pemerintahan Barack Obama, ketegangan antara dua negara kini kembali memuncak.
Presiden AS Donald Trump melanggar perjanjian nuklir penting yang ditandatangani oleh Obama. Serta menambahkan Iran dalam daftar negara-negara mayoritas Muslim yang warga negaranya dilarang memasuki AS.
Pembunuhan jenderal Iran Qasem Soleimani baru-baru ini membuat ketegangan semakin memuncak.
Baca juga: Kisah Sally Ride, Astronot Perempuan Pertama NASA yang Mengangkasa
Namun Jasmin mengatakan, ia sama sekali tidak menemukan masalah selama ia bekerja.
“Saya tidak pernah merasakan apapun yang buruk, perilaku yang buruk,” tuturnya kepada AFP.
Sebagai astronot, Jasmin perlu memanfaatkan pengalamannya sebagai pilot uji coba kemudian pilot pesawat tempur. Ia juga harus berpikir cepat dan mengurangi risiko yang datang saat penerbangan ke luar angkasa.
“Salah satu hal yang saya sukai dengan bekerja dalam bidang eksplorasi adalah, ada hal-hal yang kita setujui dan membuat kita bersatu. Sepertinya area ini merupakan area diplomasi yang tidak kita dapatkan di aspek lainnya,” tutur Jasmin.
Bersama 10 astronot lainnya, Jasmin akan mengangkasa pada 2024 dengan tujuan International Space Station (ISS), Bulan, dan Mars.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.