Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban dan Pelaku Kekerasan Seksual, Simak Faktor Risikonya

Kompas.com - 11/01/2020, 18:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kewaspadaan untuk menjaga diri perlu ditingkatkan, karena tindak kekerasan seksual dapat terjadi di mana saja. Baik itu di ranah publik maupun di ranah pribadi.

Hal itu disampaikan Dokter di Divisi Psikiatri Komunitas, Rehabilitasi, dan Trauma Psikososial, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM dr Gina Anindyajati SpKJ, dalam acara bertajuk "Waspadai Kekerasan Seksual di Sekitar Kita: Dalam Tinjauan Medis", Jakarta, Jumat (10/1/2020).

"Tindak kekerasan seksual bisa terjadi di ranah publik maupun ranah pribadi, dan berdasarkan data rata-rata pelaku adalah orang yang dikenal korban," ujar Gina.

Selain itu, semua orang bisa berpotensi menjadi pelaku ataupun korban kekerasan seksual.

Baca juga: 27 Steps of May, Bagaimana Mestinya Hadapi Korban Kekerasan Seksual?

"Semua orang bisa jadi pelaku, tinggal seberapa risiko kita dan seberapa ada kesempatan," kata Gina.

Berdasarkan angka kejadian, diakui Gina, memang anak-anak dan wanita menjadi yang paling rentan mendapati kekerasan seksual daripada pria dewasa.

Namun, itu bukan berarti tidak ada kasus pria dewasa yang mengalami tindak kekerasan seksual. Di Asia Pasifik prevalensinya mencapai 1,5 - 7,7 persen.

Kasus kekerasan seksual terhadap pria dewasa juga terjadi dalam kasus Reynhard Sinaga.

Lebih dari 190 orang, diperkirakan menjadi korban atas kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan Reynhard di Inggris.

Baca juga: Kekerasan Seksual, Siapa Paling Rentan Menjadi Korban?

Kasus tersebut mencatatkan sejarah sebagai kasus kekerasan seksual dengan korban terbanyak.

Ada sejumlah faktor risiko seseorang dapat menjadi korban seksual, maupun menjadi pelaku kekerasan seksual.

    a. Faktor risiko seseorang menjadi korban kekerasan seksual 

  • Berusia muda
  • Pernah dianiaya saat kecil
  • Menjadi korban kekerasan seksual sebelumnya
  • Pekerja seks
  • Memiliki banyak pasangan seksual
  • Hidup di lingkungan masyarakat yang sanksi terhadap pelaku kekerasan seksual rendah
  • Masyarakat yang menganut peran gender tradisional
  • Norma sosial yang mendukung kekerasan seksual
  • Masyarakat dengan ideologi seks sebagai hak laki-laki

Baca juga: Sebabkan Trauma Mendalam, Begini Cara Bantu Korban Kekerasan Seksual

    b. Faktor risiko menjadi pelaku kekerasan seksual

  • Memiliki keterampilan sosial yang buruk
  • Hubungan yang tegang dengan orang dewasa
  • Perasaan tidak berdaya saat pernah menjadi korban
  • Hubungan yang tidak memuaskan dengan orang dewasa
  • Harga diri rendah
  • Kerentanan dalam hal maskulinitas
  • Perasaan terhina
  • Kesendirian
  • Masalah keterikatan emosional
  • Masalah seksual

Dipaparkan oleh Gina, berdasarkan catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2017, kekerasan seksual di ranah publik, paling tinggi pelakunya adalah teman korban, mencapai angka sebanyak 1.106 kejadian, diikuti oleh tetangga, orang asing dan tak dikenal, guru dan atasan.

Baca juga: Korban Reynhard Sinaga: Dia Predator Setan

Sementara, pada kekerasan seksual di ranah pribadi, sebanyak 1.528 angka kejadian pelakunya adalah pacar korban, diikuti ayah kandung, paman, ayah tiri dan suami.

Tindak kekerasan seksual terbagi dalam 15 bentuk sebagai berikut :

  1. Pemerkosaan
  2. Perbudakan seksual
  3. Pemaksaan perkawinan
  4. Pemaksaan aborsi
  5. Prostitusi paksa
  6. Penyiksaan seksual
  7. Praktik tradisi
  8. Eksploitasi seksual
  9. Pemaksaan kontrasepsi
  10. Kontrol seksual
  11. Penghukuman nuansa seksual
  12. Perdagangan perempuan
  13. Intimidasi seksual
  14. Pemaksaan kehamilan
  15. Pelecehan seksual

Oleh sebab itu, Gina menekankan semua orang perlu waspada terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, tidak untuk menjauhkan diri dan mengisolasi diri dengan lingkungan.

Upaya menjaga diri dapat dengan membangun relasi sekaligus belajar memilah rasa emosional, serta mengolah pengetahuan terkait faktor risiko dan dampak dari kekerasan seksual.

Baca juga: Lewat Kasus Reynhard Sinaga, Membayangkan Trauma Korban Pemerkosaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Oh Begitu
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fenomena
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Kita
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Oh Begitu
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Oh Begitu
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Fenomena
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Jus Jeruk Bali Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiahnya
Oh Begitu
Apakah Kita Benar-Benar Membutuhkan Amandel? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Apakah Kita Benar-Benar Membutuhkan Amandel? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Temuan Mengejutkan: Paus Pembunuh Gunakan Rumput Laut sebagai Alat Perawatan Diri
Temuan Mengejutkan: Paus Pembunuh Gunakan Rumput Laut sebagai Alat Perawatan Diri
Fenomena
Sering Mimpi Buruk Tingkatkan Risiko Kematian Dini Sebelum 75 Tahun
Sering Mimpi Buruk Tingkatkan Risiko Kematian Dini Sebelum 75 Tahun
Kita
Mengubah Limbah Elektronik Jadi Emas Murni dengan Air Garam dan Sinar UV
Mengubah Limbah Elektronik Jadi Emas Murni dengan Air Garam dan Sinar UV
Oh Begitu
Vitamin yang Bisa Jadikan Kulit Tampak Lebih Muda, Menurut Penelitian
Vitamin yang Bisa Jadikan Kulit Tampak Lebih Muda, Menurut Penelitian
Kita
Sinyal Lemah dari Awal Semesta Ungkap Bintang Pertama yang Pernah Ada
Sinyal Lemah dari Awal Semesta Ungkap Bintang Pertama yang Pernah Ada
Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau