KOMPAS.com - Bagi Anda yang pencinta bunga dan bingung akhir pekan ini mau ke mana, berkunjung ke Kebun Raya Bogor mungkin bisa jadi pilihan. Pasalnya, bunga bangkai Amorphophallus titanum siap mekar di sana.
Dari pemantauan terakhir, tinggi bunga mencapai 194 centimeter dan diperkirakan akan mekar pada hari Sabtu ini, 4 Januari 2020. Mekarnya bunga hanya akan bertahan hingga seminggu ke depan.
Bunga Bangkai atau Amorphophallus titanum sendiri merupakan tumbuhan asli Indonesia. Populasinya hanya ditemukan di hutan-hutan Sumatera.
Sayang, pada saat ini habitatnya di alam banyak mendapat tekanan dan gangguan dari pengambilan ilegal di hutan, kerusakan habitat, dan penurunan jumlah serangga penyerbuk serta binatang penebar biji.
Baca juga: Bunga Bangkai Raksasa Khas Indonesia Mekar di Washington
Alhasil, Amorphophallus titanum pun masuk dalam kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.
Disampaikan oleh peneliti bunga bangkai Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, Dian Latifah, berikut adalah fakta-fakta menarik tentang bunga bangkai Amorphophallus titanum
1. Termasuk suku talas-talasan
Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, R Hendrian mengatakan bahwa bunga bangkai termasuk suku talas-talasan (Araceae) sehingga memiliki umbi. Umbinya sendiri berukuran raksasa, bahkan beratnya dapat mencapai 117 kilogram.
“Umbi dari individu yang akan mekar ini diperoleh dari kerjasama LIPI dengan Kebun Raya Liwa, Lampung,” ujarnya.
2. Berbeda dengan bunga Rafflesia
Dian juga menjelaskan bahwa Amorphophallus titanum berbeda dengan Rafflesia, meski keduanya dikenal masyarakat dengan sebutan bunga bangkai.
“Rafflesia merupakan tumbuhan parasit dengan pohon inang Tetrastigma spp atau anggur hutan,” ujar Dian, Jumat (3/1/2020).
Baca juga: Bunga Bangkai di Bekasi, Ahli LIPI: Tidak Langka dan Kerabat Talas Bogor
3. Fase daun dan fase bunga tidak bersamaan
Amorphophallus titanum memiliki fase daun dan fase bunga yang tidak bersamaan. Terjadinya fase daun dapat mencapai satu sampai dua tahun.
Setelah itu, umbi akan memasuki masa istirahat atau dorman yang bisa lebih dari satu setengah tahun, kemudian berbunga.
4. Sekelompok bunga yang menempel di dasar tongkol
Tidak hanya itu, kata Dian, perbungaan Amorphophallus titanum merupakan sekelompok bunga kecil jantan dan betina yang menempel di bagian dasar tongkol.
Tongkol atau spadiks yang berwarna kuning dikelilingi oleh seludang bunga yang berwarna merah keunguan.
Tinggi spadiks dapat mencapai tiga meter menjadikan Amorphophallus titanum dijuluki Bunga Raksasa.
5. Bunga jantan dan betina tidak masak bersamaan
Bunga betina masak di malam hari dan mengeluarkan bau busuk seperti bangkai. Pada proses ini terjadi peningkatan suhu di bagian tongkolnya sehingga kadang-kadang dapat mengeluarkan asap.
"Sementara bunga jantan, masak keesokan harinya," kata Dian.
Secara alami bunga bangkai sulit menyerbuk sendiri. Penyerbukan dapat terjadi dengan bantuan serangga penyerbuk atau manusia.
Baca juga: Bukti Kekayaan Indonesia, Spesies Rafflesia Baru Ditemukan di Bengkulu
LIPI saat ini telah meneliti kandungan umbi bunga bangkai.
Dituturkan Dian, umbi Amorphophallus titanum itu sendiri bermanfaat karena kandungan glucomannan yang memiliki kegunaan sebagai zat pengental, jelly kaya serat (dietary fibers) dan suplemen untuk diet kolesterol, gula darah, dan agen control berat badan.
Lalu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Poerba dan Yuzammi (2008), kelestariannya memerlukan bantuan manusia dalam bentuk pembibitan massal dan cepat, misalnya kultur jaringan, dan diikuti reintroduksi di alam.
Itulah sebabnya, kegiatan konservasi dan penelitian yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya berperan penting dalam mengupayakan pembudidayaan bunga bangkai untuk pemanfaatan berkelanjutan dan lestari.
Dijelaskan oleh Hendrian, konservasi jenis-jenis tumbuhan terancam di Indonesia akan menjadi salah satu fokus utama kegiatan penelitian LIPI di tahun ini.
“Beberapa kegiatan eksplorasi juga akan dilakukan untuk meningkatkan secara signifikan jumlah jenis tumbuhan terancam yang terkonservasi secara ex-situ di Kebun Raya Indonesia,” kata dia.
Selanjutnya, fasilitas penelitian di Kebun Raya Bogor terus dioptimalisasi dan direvitalisasi.
“Awal tahun ini pembangunan rumah kaca dan laboratorium anggrek segera dimulai," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.