Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Gejala Hepatitis A yang Dapat Menyerang Anak-anak

Kompas.com - 21/12/2019, 11:09 WIB
Amalia Zhahrina,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Baru-baru ini, Kota Depok menetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) karena banyaknya kasus hepatitis A yanG menyerang masyarakat.

Bukan hanya dewasa saja, ternyata, 9 dari 10 anak yang berusia kurang dari 10 tahun di Indonesia terkena hepatitis A.

Hepatitis A merupakan penyakit yang ditandai dengan peradangan pada organ hati.

Hati memiliki fungsi yang penting, yaitu untuk memproses nutrisi makanan yang dikonsumsi dan menetralisir racun-racun yang mengalir dalam darah.

Jika terkena virus hepatitis A, hal yang selanjutnya terjadi adalah peradangan di hati. Inilah yang membuat proses penyaringan dan penetralisir racun menjadi terganggu.

Baca juga: Penyakit Hepatitis A Masih Mewabah, Begini 7 Langkah Pencegahannya

Penularan virus dapat melalui anak-anak, misalnya, ketika orang tua yang sedang merawat anaknya yang terinfeksi hepatitis A, petugas medis yang merawat pasien hepatitis a, pengajar di TPA anak-anak, atau kondisi yang tidak higienis.

Gejala hepatitis A pada anak

dr. Nina Dwi Putri, Sp. A-K, MSc, Spesialis Dokter Anak menjelaskan, gejala awal hepatitis a yang terjadi pada anak biasanya ditandai dengan mual, muntah, nyeri perut, diare, demam, lemah, dan nafsu makan berkurang.

Akan tetapi, Nina menegaskan bahwa transmisi penularan sudah terjadi dari gejala awal ini.

“Jadi, gejala awal yang berkeliaran ini sudah melakukan penularan. Khususnya Depok yang ada gejala awal ini, hati-hati ya, mungkin saja anak-anak Ibu dan Bapak sudah terkena hepatitis A,” ujarnya saat ditemui dalam acara National Media Briefing on Hepatitis A, Kota Depok (19/12/2019).

Gejala selanjutnya adalah perubahan warna kulit atau mata menjadi kuning.

Biasanya, perubahan warna ini terjadi setelah satu minggu mengalami gejala awal yang sudah disebutkan.

Nina juga mengajarkan cara untuk melihat perubahan warna pada anak, yaitu dengan membandingkan tangan Anda dengan anak Anda dan melihat warna di kulitnya.

Jika anak Anda sudah terjangkit berat, maka perubahan menguning bisa sampai terjadi pada mata anak Anda.

Namun, hepatitis A yang terjadi pada anak-anak sebagian besar bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Hal ini dikarenakan anak-anak memiliki recovery badan yang sangat baik tetapi kekebalan tubuhnya tidak sekuat orang dewasa.

Walaupun jarang bergejala berat, anak-anak dapat menjadi sumber penularan ke orang-orang dewasa.

Sampai saat ini, tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan hepatitis A.

Perawatan yang diberikan bersifat supportif, seperti memberi obat anti demam, diare, muntah, dan gejala awal lainnya.

Baca juga: Wabah Hepatitis A di Depok, Kemenkes Lakukan Penyelidikan Epidemiologi

“Hanya yang mengalami komplikasi yang kita rawat. Pengobatan hanya untuk gejala berat. Biasanya, kalau sudah berat anaknya bisa penurunan kesadaran, anaknya bisa tidak sadar, bisa kejang-kejang, bisa dehidrasi, dan bisa sampai menyebabkan kematian,” sambungnya.

Pencegahan

Oleh karena itu, Nina mengajarkan cara-cara untuk mencegah hepatitis A pada anak-anak, yaitu dengan mengajarkan anak Anda mencuci tangan setelah dari kamar mandi dengan sabun, memastikan sumber air yang bersih, makan maupun minum yang terjamin bersih, dan selalu mengganti popok.

Selain itu, melakukan vaksinasi hepatitis A juga merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah Anda maupun anak Anda dari serangan hepatitis A.

“Vaksin diberikan kepada anak berusia 2 tahun keatas berdasarkan kebijakan di Indonesia. Vaksin terbukti punya efektifitas yang baik, punya proteksi 94-100 persen pada suntikan pertama dan 100 persen pada suntikan kedua, di IDAI kita merekomendasi vaksin hepatitis A dimulai dari usia 24 bulan ke atas dua kali dengan interval 6-12 bulan dan vaksin hepatitis a di daerah endemis,” sambungnya.

Setelah terkena hepatitis A, kapan anak Anda dapat masuk sekolah lagi?

Nina menganjurkan anak Anda dapat bersekolah kembali satu minggu setelah sakit. Namun, tetap harus memperhatikan higienisitas diri, karena virus masih berada di feses beberapa bulan setelah sakit.

”Untuk menghindari transmisi, orang disekitar dan anak-anak di sekolah harus divaksin juga” tutupnya.

Baca juga: Dokter Jelaskan Pentingnya Vaksinasi Hepatitis A
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau