KOMPAs.com - Datangnya hujan disertai petir menggelegar acapkali membuat masyarakat khawatir dan takut.
Namun bagi peneliti, petir tidak melulu menjadi suatu hal yang menyeramkan seperti dipikirkan masyarakat.
Disampaikan peneliti petir sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bandung (ITB), Prof Dr Dipl Ing Ir Reynaldo Zoro, petir juga bisa menjadi sahabat kita.
Namun sebelumnya, ada baiknya kita mengenal lebih jauh dulu tentang petir.
Baca juga: Petani Tewas Tersambar Petir, Seberapa Besar Kekuatan Halilintar?
Dilansir dari situs resmi ITB, Zoro mengatakan bahwa petir terjadi karena adanya lompatan elektron-elektron dari awan bermuatan negatif ke bumi yang bermuatan positif.
Namun, terjadinya petir tersebut juga harus memenuhi tiga syarat utama.
Pertama, adanya panas matahari yang menguapkan air. Kedua, terdapat partikel mengambang di udara yang biasanya dari garam laut atau polutan industri. Ketiga, adanya kelembapan suatu daerah.
Petir terbentuk dari awan Comonolimbous.
Di dalam awan tersebut, terdapat partikel bermuatan positif dan negatif.
Partikel yang bermuatan positif berkumpul di atas, dan negatif berkumpul di bawah. Kemudian keduanya saling bergesekan, sehingga jika energinya cukup maka akan dilepaskan dalam bentuk petir.
Indonesia termasuk sebagai negara dengan jumlah petir yang banyak, karena terletak di daerah khatulistiwa.
Serta, Jawa Barat yaitu Bogor dan Majalengka menjadi daerah di Indonesia yang paling banyak terjadi petir.
"Petir ini ada yang berasal dari muatan positif dan dari muatan negatif. Ada dari awan ke tanah, ada dari tanah ke awan," kata Zoro, Rabu (18/12/2019).
Jika ujung petir cabangnya ke bawah, berarti sumbernya dari awan ke tanah, sementara kalau sebaliknya maka sumber petir tersebut berasal dari tanah ke awan.
"Yang paling banyak terjadi, dari muatan negatif di awan ke bawah (tanah)," tuturnya.
Petir yang dikatakan sebagai sahabat kita tersebut, kata Zoro, karena petir memiliki banyak manfaat tersendiri bagi kehidupan di bumi.
Pada faktanya, petir menghasilkan nitrat yang dibawa oleh hujan yang bagus buat tumbuhan, dan juga menghasilkan ozon untuk menutupi sinar ultraviolet.
"Jadi, petir itu sebetulnya sahabat kehidupan," ujarnya.
Dituturkan oleh Zoro bahwa petir pada umumnya akan menyambar struktur bangunan yang lebih tinggi.
Oleh sebab itu, jika ada bangunan pencakar langit atau rumah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, maka perlu dilindungi dengan penangkal petir.
Berikut 7 hal yang harus Anda lakukan jika melihat tanda-tanda petir:
1. Jika berada di tanah lapang
Ketika Anda berada di lapangan terbuka, seperti di sawah atau lapangan sepakbola, dan tiba-tiba muncul tanda-tanda akan terjadi petir, maka Anda harus segera menghentikan aktivitas dan berlindung.
Jika tidak sempat mencari tempat berlindung, Anda bisa merapatkan kedua kaki dan membungkuk hampir sejajar dengan tanah.
"Kalau sedang berada di sawah, dan tengah berlindung di saung-saung, juga harus diperhatikan karena posisi saung adalah struktur bangunan paling tinggi ketika di sawah, untuk itu perlu penangkal petir yang ditancapkan di sisi saung, dengan jarak lebih dari satu meter dari saung," jelasnya.
2. Jika berada di luar ruangan dan berada di dekat pohon
Saat petir datang dan Anda berada di dekat pohon, menjauhlah lebih dari 2 meter dari pepohonan yang tinggi atau dahan yang terendah.
Pasalnya, pohon yang tersambar petir energinya bisa menyambar kepada Anda.
3. Tiang listrik dan menara
Selain pohon, tiang listrik, menara, dan benda yang tinggi juga mudah tersambar petir.
4. Berada di kolam renang
Berdasarkan imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), jika Anda berada di kolam renang, segeralah naik dan menjauh.
Pasalnya, petir dapat menghantarkan energi ke air.
Baca juga: Tersambar Petir, dari Pencegahan, Cederanya hingga Penanganannya
5. Sedang berada di dalam mobil
Ketika Anda sedang berada di dalam mobil saat terjadinya petir, maka Anda tidak perlu keluar dari mobil untuk dapat menghindari sambaran petir tersebut.
6. Mengendarai motor
Jika Anda sedang mengendarai motor, segeralah berhenti dan cari tempat untuk berlindung.
7. Berteduh di luar ruangan
Jika Anda sedang berteduh di luar ruangan, atur jarak 3-5 meter dengan orang lain agar terhindar dari lontaran energi saat ada petir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.