Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ular Kobra Muncul di Pemukiman Saat Musim Hujan, Ahli LIPI Jelaskan

Kompas.com - 13/12/2019, 13:45 WIB
Amalia Zhahrina,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Baru-baru ini, puluhan anak ular kobra muncul di beberapa pemukiman warga di pulau Jawa yakni di Bogor, Jember, Jakarta Timur, Klaten dan Yogyakarta. Meski belum ada korban jiwa, fenomena ini patut diwaspadai.

Ular kobra atau disebut juga ular sendok adalah jenis ular berbisa dari suku Elapidae. Disebut ular sendok karena ular ini dapat menegakkan dan memipihkan lehernya, melengkung menyerupai sendok, apabila merasa terganggu atau merasa terancam oleh musuhnya.

Selain itu, ular yang berukuran rata rata 1,3 meter dan bisa mencapai ukuran panjang 1,8 meter ini juga memiliki kemampuan meyemprotkan bisa atau yang disebut venom.

Peneliti reptil dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy mengungkapkan, terdapat dua jenis ular kobra di Indonesia, yaitu kobra sumatera dan kobra jawa.

Kobra sumatera atau Naja sumatrana yang terdapat di Sumatera dan Kalimantan; dan kobra jawa atau Naja sputarix yang terdistribusi di Jawa, Bali, Lombok, Komodo, Rinca, Sumbawa, dan Flores,” ujar Amir di Cibinong pada Kamis (12/12/2019)

Baca juga: Demi Makan dan Pasangan, Ular Kobra Bisa Jadi Kanibal

Habitat kobra jawa dan kaitannya dengan musim hujan

Habitat ular kobra jawa meliputi perbatasan hutan yang terbuka, savana, persawahan, dan pekarangan.

Sekali bertelur induk, betina ular kobra Jawa dapat menghasilkan 10-20 butir telur yang  menetas dalam rentang waktu tiga sampai empat bulan. Telur-telur ini diletakkan di lubang-lubang tanah atau di bawah serasah daun kering yang lembab.

“Awal musim penghujan adalah waktu menetasnya telur ular. Fenomena ini wajar, dan merupakan siklus alami” lanjut Amir.

Amir menjelaskan, ular kobra cenderung menyukai suhu ruangan hangat dan lembap untuk menetaskan telur. Setelah bertelur, pada periode tertentu induk kobra ular akan meninggalkan dan membiarkan telurnya menetas sendiri. Hal ini juga dilakukan oleh hampir semua jenis ular.

“Begitu menetas, anakan kobra akan menyebar ke mana-mana,” imbuhnya.

Solusinya

Ular kobra melumpuhkan mangsanya dengan menggigit dan menyuntikkan bisa pada hewan tangkapan melalui taringnya. Bisa tersebut dapat melumpuhkan saraf dan otot mangsa hanya dalam beberapa menit saja.

“Meskipun masih bayi, ular kobra sudah memiliki kelenjar bisa yang mampu menghasilkan bisa dan berbahaya bagi manusia,” terang Amir.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan rumah menjadi salah satu upaya menghindari masuknya ular ke rumah.

“Gunakan pembersih lantai dengan aroma yang menyegat karena ular tidak suka dengan bau yang tajam” terang Amir.

Selain itu, hindari meninggalkan sampah bekas makanan di rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau