Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tanda Pneumonia, Penyebab Kematian Utama Bayi dan Balita

Kompas.com - 07/12/2019, 12:11 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gejala kesehatan sekecil apapun yang terjadi pada bayi atau balita sepatutnya dicurigai. Terutama pola pernapasannya, bisa jadi itu adalah salah satu dari gejala atau tanda-tanda pneumonia.

Mengapa mengetahui tanda-tanda pneumonia menjadi hal yang penting dilakukan?

Ketua UKK Respirologi, DR Dr Nastiti Kaswandani SpA(K), mengatakan bahwa meskipun pneumonia merupakan salah satu pembunuh balita yang terbesar, deteksi dini dapat dilakukan dengan mengenali tanda-tanda pneumonia tersebut.

"Jadi kita bisa melihat tanda-tanda pneumonia itu apakah anak kita mengalami salah satunya atau tidak. Jika iya jangan tunda sampai lebih berbahaya lagi," kata Nastiti dalam acara bertajuk Stop Pneumonia! Beraksi Sekarang di Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Berikut adalah tanda-tanda pneumonia secara umum:

Baca juga: Malnutrisi hingga Kumis Pa Joko, Inilah 7 Faktor Risiko Pneumonia

1. Batuk, pilek dan demam

Sebelum terjadi pneumonia, biasanya pasien atau bayi dan balita mengalami selesma dengan gejala batuk, batuk rejan (pertusis), pilek, dan demam.

Hal inilah yang membuat orangtua bayi dan balita sering salah mengira pneumonia sebagai selesma yang berbahaya. Pasalnya, dokter pun mengakui bahwa memang sulit membedakan selesma dengan pneumonia awal tanpa pemeriksaan lebih lanjut.

2. Tarikan dinding dada bagian bawah

Dijelaskan oleh Nastiti, bahwa sesak napas sebagai tanda pneumonia memiliki perbedaan dengan gejala penyakit lainnya.

Kondisi sesak pneumonia terjadi karena adanya tarikan dinding dada bagian bawah (retraksi) atau disebut chest indrawing setiap kali anak menarik napas.

Ketika bayi dengan pneumonia bernapas, terlihat seperti cekungan di dada bayi yang menyerupai kondisi gizi buruk, di mana bentuk rusuk terlihat dengan jelas.

Baca juga: Apa Itu Pneumonia, Penyakit yang Membunuh 19.000 Balita di Indonesia?

3. Napas cepat

"Tanda-tanda balita mengalami pneumonia adalah bila terdapat peningkatan laju napas, hingga terjadi sesak napas yang semakin berat," ujar Nastiti.

Napas cepat (takipnu) merupakan tanda pneumonia yang penting, kata Nastiti. Oleh karena itu kader kesehatan perlu mengenali tanda awal ini dengan cara menghitung frekuensi napas selama satu menit penuh.

"Sebenarnya, sudah banyak alat praktis yang bisa digunakan di rumah oleh Anda, atau kalau tidak ada alat praktis medisnya, bisa gunakan jam untuk menghitung berapa kali bayi atau balita Anda bernapas dalam hitungan menit," tuturnya.

Batasan laju napas cepat pada bayi berusia kurang dari dua bulan adalah lebih atau sama dengan 60 kali per menit.

Pada bayi 2-12 bulan adalah 50 kali per menit, dan pada usia 1-5 tahun adalah 40 kali per menit.

4. Kelainan pada saat bernapas

Pneumonia merupakan gangguan pada saluran pernapasan. Oleh sebab itu banyak gejala yang juga mengikuti bayi atau balita ketika mereka bernapas. Beberapa diantaranya yaitu suara tarikan napas bisa berupa stridor atau wheezing, mengerang atau grunting dan kepala bergerak-gerak atau head nodding.

5. Tanda bahaya

Pada bayi atau balita yang mengalami perburukan gejala atau sudah memasuki fase tanda bahaya, maka pada pasien akan ada gejala yang ditandai dengan gelisah, tidak mau makan atau minum, sianosis (kebiruan pada bibir), kejang, hingga penurunan kesadaran.

Baca juga: Maurizio Sarri dan Apa Itu Pneumonia?

Melihat tanda-tanda pneumonia berdasarkan usia

Usia kurang dari dua bulan:

- Napas cepat (lebih dari 60 kali per menit)

- Napas lambat kurang dari 30 kali per menit

- Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat (chest indrawing)

- Kurang mau minum

- Demam

- Kejang

- Kesadaran menurun

- Stridor (suara napas bernada tinggi)

- Wheezing (suara tarikan napas tambahan yang seolah berdenging)

- Tangan dan kaki terasa dingin

- Tanda gizi buruk.

Usia dua bulan sampai 5 tahun:

- Tidak bisa minum

- Kejang

- Kesadaran menurun

- Stridor pada waktu tenang

- Tampak biru pada lidah (sianosis sentral)

- Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin

- Head Nodding (Kepala gerak-gerak mengangguk pada saat bernapas, menandakan kekurang oksigen)

- Grunting (perubahan warna wajah, dari merah hingga keuangan)

- Gizi buruk

- Batasan napas usia (2-12 bulan) yaitu 50 kali per menit

- Batasan napas usia (1-5 tahun) yaitu 40 kali per menit.

Apabila orangtua melihat tanda-tanda ini pada bayi atau balitanya, sebaiknya tidak menyepelekan dan segera melakukan tindakan.

"Bayi atau balita dengan pneumonia harus segera dibawa ke rumah sakit, karena mengonsumsi obat bebas atau sembarangan bisa lebih sering membahayakan," kata Nastiti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau