Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Paru Sulit Dideteksi, tapi Gejalanya Patut Dicurigai

Kompas.com - 29/11/2019, 10:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meksipun kanker paru-paru dinyatakan sebagai pembunuh nomor satu bagi pria, namun hingga saat ini belum ada teknologi untuk bisa mendeteksi dini penyakit tersebut.

Disampaikan oleh Dokter Spesialis PatologiAanatomi di RS Kanker Dharmais, dr Evelina Suzanna SpPA, Eropa sekalipun belum memiliki dan menemukan teknologi yang dapat diterapkan untuk mendeteksi dini kanker paru-paru.

"Sampai sekarang, saat ini belum ada teknologi yang bisa digunakan atau diterapkan untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker paru," kata dr Evelina dalam sebuah acara bertajuk Kanker Paru ALK-Positif: Kenali, Periksa Tangani Bersama di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Beda jenis kanker

Deteksi dini sulit dilakukan karena kanker paru berbeda dengan kanker jenis lainnya. Dijelaskan dr Evelina, beberapa jenis kanker lainnya menyerang sel dan saraf. Namun lain halya dengan paru.

"Karena kanker paru ini tidak langsung kena syaraf, jadi tidak ada sensitivitas yang bisa disadari oleh penderita. Tahu-tahu waktu sudah kronis, datang ke rumah sakit sudah stadium 3, stadium 4. Saat itu angka harapan hidup kecil, dan itu juga yang menjadi salah satu penyebab meningkatnya prevalensi kematian," jelasnya.

Baca juga: Kanker Paru yang Merenggut Nyawa Chrisye, dari Gejala hingga Pengobatan

Selain itu, jika pada umumnya penyakit memiliki tanda atau gejala yang khas, lain halnya pada penderita kanker paru. Pasien kanker paru cenderung tidak menyadari adanya tumor ganas yang sedang menggerogoti organ tubuhnya.

Beberapa gejala yang dialami tampak sama dengan penyakit lain, seperti Tubercolosis (TBC).

Ilustrasi paru-paruyodiyim Ilustrasi paru-paru

Orang masih mengira batuk dan juga sesak nafas itu biasa. Tetapi, kata Evelina, kanker paru-paru juga memunculkan gejala batuk dan sesak nafas karena tumor yang ada di paru sudah semakin membesar dan membuat sempit saluran pernapasan.

"Jadi susah melihat gejala atau melakukan deteksi dini, misal kayak kanker payudara, kita bisa lakukan (program) sadari. Tapi kalau paru itu gejalanya gak ketahuan, cenderung dianggap kayak TBC, akhirnya diagnosanya terjadi kalau sudah stadium akhir (empat). Makanya angka harapan hidupnya kecil dan tidak sedikit berujung kematian," jelas dr Evelina.

Curigai kanker paru

Dokter Spesialis Pulmonologi, Dr Sita Andarini PhD SpP(K), mengatakan Anda harus tetap curiga dengan adanya kemungkinan kanker paru.

"Kalau sudah mengalami batuk hingga dua minggu, harus dicurigai itu bisa jadi TBC atau kanker paru. Kalau sudah di rumah sakit dan hasil TBC-nya negatif, maka kalian harus minta periksa dahak dari batuk Anda, untuk di cek apakah ada kemungkinan Anda positif kanker paru atau tidak," jelas Sita.

Selain itu, ketika tiba-tiba mengalami batuk dan berdarah dan sesak nafas yang mendalam, maka lakukan pemeriksaan sesegera mungkin ke rumah sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau