Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Mengubur Baterai Handphone Bekas bagi Manusia

Kompas.com - 20/11/2019, 10:23 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebiasaan mengubur handphone yang sudah tidak berfungsi ternyata dapat merugikan kesehatan manusia.

Perlu diketahui juga, mengubur handphone bekas bukanlah tindakan ramah lingkungan.

Lantas apa yang sebenarnya terjadi ketika Anda menguburkan baterai bekas yang Anda miliki di rumah?

Baca juga: Sering Pakai “Handphone” Bisa Turunkan Kualitas Sperma

Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan, mengubur baterai atau barang elektronik bekas lain dapat berpengaruh ke berbagai hal.

Baterai handphone termasuk e-waste yang mengandung Bahan Beracun Berbahaya (B3) seperti timbal, merkuri, kromium, kadmium, PBDE, dan PBB. Semua zat ini dapat membahayakan kesehatan manusia.

"Itu (mengubur baterai hape) atau apalah sampah elektronik bekas itu, kan ada zat atau limbah buruknya, itu akan menyebar di tanah dan mengalir di zat hara dalam tanah juga air di tanah itu juga," kata Ahmad.

Bagaimana bisa berbahaya?

Ahmad juga menjelaskan mekanisme yang terjadi saat baterai bekas itu dikubur, awalnya baterai akan mengalami karatan, lalu lapisan plastik luar (bungkus) baterai akan terkelupas.

Berikutnya, partikel di bagian-bagian dalam baterai yang berisi zat kimia akan ikut menguap dan menyebar, di unsur hara tanah serta mengalir bersama dengan air tanah.

"Dan itu (baterai handphone bekas) ada merkuri, ada kadmium, timbal, ada arsen, jadi nanti malah kalau di dalam tanah dia akan larut ke air, kemudian ke bawa ke air sumur kita dan itu bahaya, jadi harus kita hindari," jelas dia.

Selain akan ikut dalam aliran air, tanah di mana tempat Anda menguburkan baterai juga ikut tercemar.

Maksudnya adalah zat kimia B3 tadi juga akan menyebar di kandungan unsur hara tanah, ketika Anda menanam tumbuhan di tanah tersebut.

Oleh sebab itulah, zat kimia yang terkandung dalam baterai akan ikut menjadi bagian dari zat kimia dalam tumbuhan yang Anda tanam.

"Apalagi nanamnya kangkung atau bayam, itu cepat sekali menyerap zat kimia. Kalau itu tadi tanahnya bekas timbal, merkuri dan lain-lain kan artinya, tanpa sadar itu juga yang kita makan, kalau tumbuhannya di makan oleh kita," tutur dia.

Serta, dalam kondisi lain dari adanya kontaminasi tanah di mana e-waste itu dibuang, terhadap tanaman yang akan tumbuh dari tanah tersebut.

Kalau pun bukan Anda dan keluarga yang langsung mengkonsumsi sayuran atau tanaman tersebut, tanaman tumbuh dan menjadi sumber makanan bagi beberapa hewan termasuk pakan ternak sapi, racun akan menyebar di sapi tersebut.

Lalu tanpa sadar ketika manusia mengonsumsi sapi yang terkontaminasi itu, manusia juga terkena racunnya.

Baca juga: Siswa SMA 2 Wonosobo Ciptakan Pengisi Baterai Ponsel Tanpa Listrik

Orang yang paling berisiko dalam hal ini adalah ibu hamil. Bila ibu hamil mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, ada peluang bayi lahir cacat.

Untuk diketahui, dampak paparan zat B3 ke tubuh manusia tidak terjadi dalam waktu singkat. Namun, efek dari pencemaran zat B3 muncul dalam jangka waktu lama, sesuai kondisi dan intensitas paparan zat B3 tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com