Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2019, 20:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sore tadi (14/11/2019) pukul 17.21.39 WIB, pulau Bali diguncang gempa tektonik berkekuatan M 5,0.

Episenter gempa terletak pada koordinat 8.16 LS dan 114.9 BT, tepatnya di laut pada jarak 21 km arah Barat Kota Buleleng, pada kedalaman 10 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M5,1 Guncang Ambon, Susulan Gempa September

Menurut Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, dugaan kuat pemicu gempa ini adalah aktivitas sesar naik belakang busur (back arc thrust).

"Ini relevan dengan hasil analisis mekanisme sumber yang menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan kombimasi geser dan naik (oblique thrust)," kata Daryono kepada Kompas.com, Kamis (14/11/2019).

Guncangan gempa ini dirasakan di Buleleng dalam skala intensitas III - IV MMI dimana guncangan dirasakan oleh orang banyak cukup kuat.

Sementara di Denpasar, Mataram, Jembrana, Jimbaran, Mengwi, Dalung, Kuta guncangan dirasakan dalam skala intensitas III MMI dirasakan seperti ada truk yang sedang berlalu.

Guncangan juga dirasakan di Banyuwangi, Lombok Barat dalam intensitas II MMI benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Hingga pukul 18.09 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas gempa 9 kali susulan (aftershock).

Peristiwa gempa ini, menurut Daryono, mengingatkan pada gempa Seririt yang pernah terjadi pada 14 Juli 1976 yang menewaskan 573 orang.

Pasalnya, gempa ini juga terjadi di kawasan Seririt, Bali.

Penegasan BPPD Bali

Seiringan dengan kabar gempa ini, banyak isu yang beredar di masyarakat. Salah satunya yang mengatakan bahwa air laut surut dan terdengar bunyi sirine tsunami.

Menanggapi isu tersebut, Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Made Rentin menegaskan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan camat Seririt dan mendapat informasi bahwa kabar tersebut hoaks.

"Baru saja saya hubungi Camat Seririt Nyoman Riang Pustaka, ada dua hal yang perlu ditegaskan. Pertama, tidak benar air laut surut dan tidak benar ada sirine tsunami berbunyi," kata I made Rentin dalam keterangan resmi yang dihimpun BMKG.

Dia melanjutkan, hingga saat ini Camat dan pemimpin desa sedang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik.

Baca juga: Pacitan Diguncang Gempa, Bukti Sesar Grindulu Purba Masih Aktif

"Tombol aktivasi sirine berada di Pusdalops BPBD Bali. Kami tidak pernah mengaktifkan sirine tersebut, karena memang rilis BMKG mengatakan gempa tidak berpotensi tsunami. Jadi kami tegaskan tidak ada bunyi sirine tsunami di Seririt," ungkapnya.

Masyarakat diimbau tetap tenang dan hanya percaya pada informasi resmi dari BMKG.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Apakah Aman Makan Sushi?

Apakah Aman Makan Sushi?

Kita
Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Kita
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Kita
Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Oh Begitu
Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com