Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Permukaan Laut Tetap Naik Dramatis Meski Gas Rumah Kaca Dibatasi

Kompas.com - 07/11/2019, 10:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Seperti tanker minyak yang melaju dengan kecepatan penuh tidak bisa dihentikan secepatnya, kenaikan dramatis permukaan laut akan tetap berlanjut meski emisi gas rumah kaca bisa dikurangi hingga nol pada 2030.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan pakar Jerman, emisi gas rumah kaca antara 2015, saat perjanjian iklim Paris disepakati sampai 2030, cukup untuk menaikkan permukaan air sebanyak 8 sentimeter pada 2100.

Sebagai perbandingan, permukaan air laut akan naik sebanyak 20 sentimeter pada 2300 dengan merujuk pada periode 1986-2005.

Kesimpulan ini telah diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS).

Baca juga: Anggap Bahayakan Negara, AS Resmi Keluar dari Kesepakatan Iklim Paris

Secara total, permukaan air laut diperkirakan akan naik setidaknya sebanyak satu meter pada 2300 dalam situasi ekstrem di mana emisi gas rumah kaca turun menjadi nol dalam 11 tahun mendatang.

Dan mungkin perkiraan konservatif: para pakar yang didukung PBB sudah memperkirakan kenaikan tinggi permukaan laut antara 26 sampai 77 sentimeter pada akhir abad ini.

Seperempat dari kenaikan satu meter itu pada 2030 akan diakibatkan oleh emisi dari China, AS, Uni Eropa, Rusia, dan India pada 40 tahun sebelumnya, kata para pengarang dari laporan tersebut, menyimpulkan.

Sebagai perbandingan, samudra naik sekitar 20 sentimeter pada abad ke-20.

Salah satu penulis, Alexander Nauels dari institut Analisis Iklim di Berlin mengatakan kepada AFP, studi itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa emisi saat ini akan memiliki efek yang jelas pada kenaikan permukaan laut. Hal itu baru akan terasa pada 200 tahun ke depan.

"Kita semua fokus pada abad ke-21," katanya.

Dia juga memperingatkan, kadang kala hal itu bisa memberikan kesan bahwa setelah abad ke-21 tidak akan ada hal lain yang terjadi.

Kenaikan permukaan laut disebabkan oleh berbagai fenomena yang kompleks yang bisa terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama. Hal itu menyulitkan penelitian. Masih belum jelas mengapa es di Arktika bisa lebih lambat mencair dibandingkan es di Greenland.

Baca juga: Katalis Super Tercipta, Bisa Ubah Gas Rumah Kaca Jadi Zat Berharga

"Bila Anda melihat masalah kenaikan permukaan laut, peristiwa itu terjadi sangat lamban dan merespon sistem," kata Nauels.

"Satu sentimeter kedengarannya tidak banyak, tapi kenyataannya banyak sekali," katanya.

Dalam laporan yang diterbitkan tahun lalu, para pakar dari Panel Perubahan Iklim Antarpemerintah (IPCC) mengatakan mengurangi kenaikan permukaan air sebanyak 10 sentimeter akan menyelamatkan 10 juta orang di daerah-daerah pantai dari risiko banjir, kenaikan badai dan risiko lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau