KOMPAS.com - Gangguan penglihatan bisa terjadi karena banyak hal. Salah satunya adalah penyakit Diabetes Melitus (DM) yang bisa berkembang hingga tahap kerusakan mata bernama Diabetik Retinopati (DR). Bila tidak ditangani, DR bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
Ketua Perkumpulan Ahli Vitreoretina, Indonesian Vitreoretinal Society (INAVRS), Prof. dr. Arief S Kartasasmita, SpM (K), M.Kes, MM, PhD, menjelaskan bahwa DR merujuk pada suatu kondisi di mana ada kerusakan pembuluh darah pada retina.
Padahal, retina merupakan lapisan saraf yang melapisi bagian belakang mata. Retina juga merupakan bagian mata yang berfungsi menangkap gambar dan mengirim gambar tersebut ke otak.
Arief pun mengatakan bahwa penyebab utama DR adalah kombinasi dari tingginya tingkat tekanan darah, gula darah dan kolesterol.
Baca juga: Mengenal Glaukoma, Penyebab Kebutaan Nomor 2 di Indonesia
Pada pasien Diabetes Melitus menahun, kata Arief, perubahan tingkat gula darah dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di dalam retina.
“Nah pada kondisi kebutaan yang diakibatkan oleh DR, akan menjadi kondisi yang permanen dan tidak dapat diobati,” kata Arief, Sabtu (12/10/2019).
Oleh karena itulah, pencegahan dan pengobatan menjadi hal yang sangat penting supaya DR tidak terus berkembang dan menyebabkan kebutaan.
Untuk diketahui, DR merupakan penyakit komplikasi mikrovaskular diabetes melitus dengan angka prevalensi yang cukup tinggi.
Baca juga: Indonesia Targetkan Penurunan Angka Kebutaan pada 2020
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, diperkirakan bahwa prevalensi DR sebesar 42,6 persen di antara penderita DM. Lalu, sekitar 10 persen dari jumlah tersebut mengalami kebutaan.
Jumlah ini diperkirakan akan meningkat pada tahun 2030 dengan estimasi 98.400 orang menderita diabetes dan sekitar 11.000 orang di antaranya mengalami kebutaan.
Biaya perawatan kesehatan terkait DR di Indonesia di tahun 2025 juga diproyeksikan mencapai USD 8,9 miliar atau 3 kali lipat dibandingkan biaya yang telah dikeluarkan di tahun 2017 (USD 2,4 miliar).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.