Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Utama Pemicu Kanker, dari Gaya Hidup sampai Kebiasaan

Kompas.com - 09/10/2019, 17:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angka kematian dari penderita kanker semakin meningkat. Selain melakukan pengobatan, masyarakat juga dihimbau untuk melakukan pencegahan dengan mengetahui terlebih dahulu apa saja faktor-faktor risiko terkena penyakit kanker.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof DR Dr Aru W Sudoyo SpPD KHOM FINASIM FACP, menjelaskan bahwa ada tiga garis besar faktor risiko seseorang menderita kanker. Keseluruhannya bersumber dari lingkungan.

"Sebenarnya ada satu lagi, faktor gen. Tapi ini tidak banyak bahkan mungkin dari seratus persen, cuma 10-15 persen saja karena faktor gen ini, sisanya 90-95 persen itu karena faktor lingkungan," kata Aru di acara Patient Journey in Oncology Total Solution yang diadakan oleh PT Kalbe Farma Tbk di Bogor, Selasa (7/10/2019).

Karsinogen

Secara sederhana, karsinogen disebut sebagai racun utama yang dapat menyebabkan penyakit kanker pada manusia.

Dalam aktivitas sehari-hari, kata Aru, semua orang bahkan terpapar racun berbahaya dari karsinogen.

Ilustrasi kanker, penderita kanker, pengobatan kankerShutterstock Ilustrasi kanker, penderita kanker, pengobatan kanker

Contohnya yaitu dari rokok dan makanan, masing-masing menyebabkan peningkatan risiko terkena kanker sebanyak 30 persen dan 35 persen.

"Kalau sekarang kalian khawatir ada obat eh tiba-tiba terindikasi mengandung karsinogen, harusnya lebih waspada lagi dengan rokok dan faktor makanan yang setiap hari kita ketemu itu. Dianggap sepele tapi karsinogennya tinggi," ujar dia.

Gaya hidup

Ada beberapa gaya hidup yang perlu diwaspadai oleh masyarakat karena dapat memicu pengembangan sel kanker dalam tubuh.

Seperti penggunaan alat kontrasepsi untuk sengaja menunda kehamilan, hingga akhirnya hamil pertama diatas usia 35 tahun.

Menurut Aru, hal ini banyak dilakukan oleh pasangan muda terutama kaum yang dikatakan milenial. Seolah ini menjadi tren di kalangan anak muda.

Selanjutnya, tidak menyusui paska melahirkan juga dapat memicu mutasi gen yang ada di payudara wanita paska melahirkan menumpuk dan akhirnya memicu kanker payudara terjadi.

Baca juga: Nasib Trastuzumab, Obat Kanker Payudara yang Tak Lagi Ditanggung BPJS

Kurang melakukan aktivitas seperti olahraga pada umumnya bisa berdampak kepada kesehatan atau memicu berbagai penyakit untuk mudah menyerang tubuh. Salah satunya kanker.

Selain itu, jika tidak melakukan olahraga ada pertimbangan bertambahnya berat badan hingga kegemukan terjadi.

"Orang obesitas ini yang dulunya kurus dan sekarang jadi obesitas itu yang paling kemungkinannya besar, ketimbang yang dari dulu emang udah gemuk," katanya.

Ilustrasi obesitas, kegemukan, mengukur lingkar pinggangnito100 Ilustrasi obesitas, kegemukan, mengukur lingkar pinggang

Tidak hanya itu, mengkonsumsi alkohol juga menjadi gaya hidup pemicu sel kanker di tubuh berkembang dengan baik.

Melakukan diet berlebihan juga bisa menjadi alasan Anda terkena kanker. Karena pada dasarnya bertubuh kurus justru cenderung mudah diserang oleh berbagai bakteri termasuk mudah bagi sel kanker untuk berkembang dan melawan sel baik dalam tubuh.

Kebiasaan

Nah, pola kebiasaan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan gaya hidup. Karena umumnya gaya hidup juga akan sangat mungkin menjadi suatu kebiasaan jika terus menerus dilakukan.

Dalam pembahasan oleh Aru, ada dua kebiasaan yang benar-benar fatal untuk menjadi pemicu kanker terjadi.

Pertama yaitu kebiasaan makan makanan berbahan kimia, berlemak tinggi, dan juga cepat saji seperti junk food.

Baca juga: Mengenang Chrisye, Rokok, dan Kanker Paru yang Menghantuinya

Selanjutnya adalah kebiasaan merokok. Perlu diketahui bahwa dari 514.000 kasus kematian penderita kanker, 164.000 disebabkan oleh kasus kebiasaan merokok.

Rokok bisa menyebabkan seseorang terkena kanker paru-paru, mulut, larynx, pharynx, esophagus dan kolon.

"Nah apalagi itu banyak kebiasaan udah makan, ngerokok. Bayangin kalo yang dimakan juga gak sehat, terus langsung ditambah dengan rokok, udah alamat itu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau