KOMPAS.com – Beberapa foto dan video baru-baru ini viral di dunia maya. Foto dan video tersebut menunjukkan penangkapan ular yang diklaim berlokasi di perumahan kawasan BSD.
Foto-foto dan video yang beredar tersebut membuat warganet bertanya-tanya, benarkah perumahan baru lebih banyak ularnya?
“Ular sudah ada di situ (habitatnya). Memang ada ular yang teradaptasi dengan kondisi dekat perumahan. Ada tikus sebagai pakan utamanya. Ada juga cicak, kadal, burung,” tutur Pakar Herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy kepada Kompas.com, Selasa (8/10/2019).
Baca juga: Penangkapan Ular di Taman Giri Loka, Berikut Tanggapan Pakar LIPI
Amir menyanggah pendapat bahwa perumahan baru lebih banyak ularnya dibanding perumahan lama. Menurutnya, banyak atau tidaknya ular tergantung kebersihan masing-masing rumah.
“Bukan pengaruh baru atau lama perumahannya. Ketika kita menciptakan sebuah lingkungan baru, kondisinya bagaimana, bersih atau tidak. Ular akan datang jika lingkungannya tidak bersih,” tambahnya.
Dua ciri-ciri rumah atau perumahan yang kerap didatangi ular adalah kotor dan lembap. Dua hal ini menurut Amir sangat disukai ular.
“Kalau bersih, sampah tidak bertumpuk, tidak akan ada tikus. Kalau tidak ada tikus, tidak akan ada ular. Ular datang ke rumah karena rumah kita yang jorok. Tidak pernah dipel, pasti ular datang,” tegasnya.
Amir menyebutkan bahwa penting bagi kita untuk membersihkan dan mengepel rumah. Karbol adalah medium yang ampuh mengusir ular dari rumah.
“Ular punya indera atau sensor yang mendeteksi bau-bauan. Oleh karena itu penggunaan karbol untuk mengepel bisa juga untuk mengusir ular, mereka (ular) tidak suka bau menyengat,” tambahnya.
Baca juga: Viral Ular Berkaki di Karhutla Riau, Ahli Tegaskan Itu Bukan Kaki
Oleh karena itu, Amir menyebutkan penting bagi penghuni rumah untuk mengepel setiap hari. Ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan agar ular tidak masuk ke dalam rumah.
“Harus rajin mengepel, setiap hari kalau bisa menggunakan karbol. Jangan menyediakan tempat lembap seperti tumpukan kardus. Kemudian, saluran air harus ada kasa atau saringannya,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.