Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Dunia, Ilmuwan China Sukses Kloning Kucing yang Sudah Mati

Kompas.com - 08/09/2019, 19:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Hancur hati Huang Yu ketika akhir tahun lalu kucing jenis British Shorthair bernama Garlic miliknya mati di usia 2,5 tahun. Dia pun mengambil keputusan untuk membuat kloning kucingnya.

Huang Yu pun meminta Cue Sinogene, sebuah perusahaan kloning hewan yang berada di Beijing, China. Perusahaan ini sudah mengkloning lebih dari 40 anjing peliharaan, termasuk anak anjing polisi pertama di dunia.

Untuk mewujudkan keinginan Huang Yu, perusahaan Cue Sinogene menggunakan teknik kloning sel somatik. Ini merupakan teknologi tergolong baru dan merupakan tantangan sendiri untuk mengkloning kucing.

Baca juga: Ikuti Jejak Korsel, China Gunakan Anjing Kloning sebagai Hewan Pelacak

"Karakteristik reproduksi dan fisiologis kucing berbeda dengan kebanyakan hewan. Kucing bukanlah hewan yang mengalama ovulasi spontan. Mereka adalah satu dari sedikit hewan yang merangsang ovulasi," ungkap dokter hewan Shi Zhensheng seperti dilansir IFL Science, Jumat (6/9/2019).

"Siklus reproduksi kucing istimewa dan teknik pengkloningan hewan ini cukup sulit. Operasi ini rumit dan kami berhasil melakukannya. Ini menandai langkah besar China dalam bidang pengkloningan," imbuh dia.

Setelah hampir satu tahun para ilmuwan melakukan pengujian, akhirnya mereka bisa mentransfer embrio ke kucing pengganti yang tengah mengandung selama 66 hari.

Garlic 2.0 akhirnya lahir pada 21 Juli 2019 lewat kelahira normal dan genetik seluruhnya berasal dari sel somatik dari Garlic yang sudah mati.

Para ahli berkata, mereka telah mengamati Garlic baru selama hampir sebulan, dan melaporkan Garlic dalam kondisi fisik yang baik dan tak berbeda dengan anak kucing lain secara alami.

AFP melaporkan, Huang Yu harus menggelontorkan lebih dari Rp 491 miliar untuk bisa mendapatkan Garlic kembali. Namun bagi Yu, hal itu pantas untuk mengembalikan hidup Garlic.

"Saya akan tetap memanggilnya Garlic karena saya selalu merasa anak kucing kloning ini adalah kelanjutan dari hidup Garlic," ucap Huang Yu dalam sebuah wawancara dengan Cue Sinogene.

Yu mungkin masih merindukan Garlic, tapi kucing baru dengan gen yang sama akan membuatnya lebih nyaman.

"Saya pikir niat orang mengkloning hewan peliharaan mereka akan berbeda. Setiap kucing adalah individu yang mandiri dan memiliki kepribadiannya sendiri," ujar Yu.

Baca juga: Ingin Hidupkan Mammoth, Rusia Buat Fasilitas Kloning ala Jurassic Park

Baru tahun lalu, ahli biologi China berhasil mengkloning dua monyet kera di klon asli spesies primata.

Selain itu, para peneliti sedang mencoba untuk mengkloning mammoth berbulu dan para ahli dari Siberia berusaha untuk mengkloning anak kuda berusia 40.000 tahun yang diawetkan.

Kloning hewan domestik dapat memiliki aplikasi lain juga, seperti kloning hewan langka untuk meningkatkan dan mengelola populasi secara efisien dan mengekang penyakit, menurut Cue Sinogene.

Perusahaan berencana untuk mencoba mengkloning hewan kuda dan merpati pos dalam waktu dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau