KOMPAS.com – Penelitian membuktikan bahwa mengonsumsi minuman bersoda yang terlalu banyak, meski berlabel diet, bisa meningkatkan risiko kematian dini.
Penelitian tersebut berdasarkan data dari setengah juta penduduk Eropa. Mereka yang meminum dua atau lebih gelas soda (biasa maupun diet) dalam sehari memiliki angka kematian dini lebih banyak sebesar 17 persen dibanding mereka yang mengonsumsi kurang dari satu gelas dalam sehari.
Beberapa penyebab kematian dini lainnya antara lain merokok, konsumsi alkohol, Body Mass Index (BMI), aktivitas fisik, kalori yang masuk dalam tubuh, serta konsumsi daging olahan.
Meski begitu, tidak ada kaitan langsung antara konsumsi soda dan kematian dini. Soda baik reguler maupun berlabel diet hanya meningkatkan risiko kematian tersebut.
“Saat ini, kampanye kesehatan yang tengah berlangsung salah satunya mengenai pengurangan konsumsi minuman bersoda,” tutur salah satu peneliti di International Agency for Research on Cancer, World Health Organization, seperti dikutip dari Live Science, Jumat (6/9/2019).
Baca juga: Kenapa Dada Kadang Terasa Sakit Setelah Minum Soda?
Pada Maret lalu, sekelompok ilmuwan berbeda meneliti kaitan antara konsumsi minuman bergula dengan risiko kematian dini. Penelitian ini dilakukan terhadap para penduduk Amerika Serikat baik pria maupun wanita. Hasilnya, mengonsumsi minuman bergula dalam dosis tinggi berkaitan dengan kematian dini terutama untuk wanita.
Penelitian lainnya dilakukan terhadap 450.000 penduduk Eropa yang tidak memiliki kanker, penyakit jantung, stroke, atau diabetes. Para partisipan mengonsumsi minuman bersoda secara rutin. Hasilnya, 16 tahun kemudian, 41.700 partisipan meninggal. Semuanya mengonsumsi minuman bersoda sebanyak dua kali sehari.
Menariknya, mayoritas orang yang mengonsumsi minuman bersoda dengan label diet meninggal karena penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung. Sementara itu, mayoritas orang yang mengonsumsi minuman bersoda reguler (tanpa label diet) meninggal karena penyakit pencernaan dan hati.
Hal ini disinyalir karena kadar gula yang tinggi mengakibatkan infeksi pencernaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.