"Kemungkinan terdapat sejumlah kesalahan dalam rinciannya, tetapi kami yakin bahwa tsunami disebabkan oleh porsi yang sangat kecil dari lereng yang longsor," Dr Williams menjelaskan.
"Lewat foto-foto satelit, kami menyaksikan sejumlah perubahan geomorfologi yang sangat dramatis. Ini disebabkan oleh erupsi, bukan oleh longsor yang terjadi di awal," katanya kepada BBC News.
(1) Gunung berapi meletus secara periodik dan terus-menerus.
(2) Pada tanggal 22 Desember lereng baratnya ambruk, menyebabkan gelombang yang merusak sekitarnya.
(3) Ini menciptakan lorong ke laut. Letusan kuat kemudian menghilangkan puncak gunung.
(4) Gunung mulai membentuk diri kembali dan menutup lorong.
Berbagai perubahan ini terkait dengan hilangnya puncak gunung. Kerucut dan kawah masih terlihat pada foto Sentinel. Bagian ini baru menghilang beberapa hari kemudian.
Tim Dr. Williams berpendapat longsornya lereng kemungkinan mengubah lorong gunung, dan membuka lorong baru yang mengalirkan magma langsung ke permukaan air laut.
Ini kemungkinan memicu kegiatan phreatomagmatik (bertemunya magma panas dengan air) yang terlihat pada foto-foto yang diambil sebuah pesawat yang terbang di sekitar Anak Krakatau pada akhir bulan Desember.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.