KOMPAS.com - Setiap obat, yang dijual bebas atau yang pakai resep dokter, punya aturan pakai dan dosisnya masing-masing. Kenapa? Aturan pakai dibuat sedemikian rupa dan harus dipatuhi setiap orang yang menggunakannya agar obat bekerja efektif.
Selain itu, menaati aturan pakai obat juga menghindari Anda dari risiko efek samping yang justru berbalik merugikan kesehatan.
Setiap obat di bawah ini dibuat khusus untuk mengobati penyakit atau masalah kesehatan tertentu, dan sudah terbukti aman. Namun, cara menggunakannya yang keliru atau sembarangan dapat membahayakan kesehatan mata.
Berikut adalah empat jenis obat yang efek sampingnya dapat merusak saraf mata jika digunakan sembarangan:
Baca juga: 17 Bayi Spanyol Alami Sindrom Serigala, Dipicu Kandungan dalam Obat
1. Obat malaria
Obat malaria seperti chloroquine dan hydroxychloroquine dapat menyebabkan merusak lapisan saraf mata (retina) jika diminum lebih dari batasan dosis maksimalnya dalam sehari.
Asupan total dosis chloroquine yang lebih dari 300 gram per hari dapat meracuni retina. Untungnya, saat ini klorokuin sudah jarang digunakan karena ada jenis obat malaria lain yang lebih aman dan efektif.
Lain halnya dengan hydroxychloroquine yang masih umum digunakan untuk mengobati malaria. Maka jika Anda diresepkan obat ini, perhatikan dan taatilah aturan pakai serta takaran dosisnya.
Risiko kerusakan retina akibat pemakaian hydroxychloroquine dapat meningkat drastis apabila total dosis dalam tubuh sampai melebihi 1000 gram, atau pemberian dosis yang melebihi 6.5 mg/kg/hari.
Gejala yang dirasakan dapat berupa penurunan tajam penglihatan atau timbulnya bintik/bercak hitam pada area penglihatan.
Sebelum dokter meresepkan ini biasanya Anda akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan tajam penglihatan, lapang pandang, dan kemampuan melihat warna.
2. Antiesterogen
Efek samping obat antiestrogen seperti tamoxifen untuk mengobati kanker jarang sampai bisa merusak mata. Apalagi jika pemberian dosis obat masih dalam takaran yang dapat ditoleransi tubuh, yaitu 20-40 mg per hari.
Namun, pemberian dosis tinggi yang melebihi 180 mg per hari selama satu tahun dapat menyebabkan retinopati. Gejalanya berupa penglihatan buram taraf ringan.
Sementara pada beberapa kasus ditemukan adanya peradangan pada batang saraf mata, yang menyebabkan penglihatan buram serius. Peradangan batang saraf mata juga dapat menyebabkan penurunan kemampuan membedakan warna, dan nyeri pada daerah belakang mata.
Menghentikan penggunaan obat dapat menghentikan proses peradangan, tapi harus dengan izin dan di bawah pengawasan dokter.
3. Obat TBC
Etambutol merupakan obat TBC (tuberkulosis) yang paling sering merusak batang saraf mata jika pemberian dosisnya melebihi 35 mg/kg berat badan. Kerusakan mata umumnya baru terasa setelah menjalani pengobatan selama 3-6 bulan.
Gejala yang timbul berupa penglihatan buram pada kedua mata tanpa disertai rasa nyeri dan gangguan penglihatan warna.
Menghentikan dosis obat dapat menyembuhkan sebagian besar gangguan tajam penglihatan dan gangguan penglihatan warna. Namun untuk itu Anda harus diskusi dulu dengan dokter. Hanya dokterlah yang bisa dan berhak menghentikan dosis obat Anda setelah mempertimbangkan beragam faktor.
Tes buta warna Ishihara dan pemeriksaan tajam penglihatan rutin sebelum dan selama pengobatan dapat membantu mendeteksi kerusakan lebih dini.
Baca juga: Biosimilar Trastuzumab Berpotensi Jadi Alternatif Obat Kanker Payudara
4. Obat epilepsi
Obat epilepsi (antikejang) seperti vigabatrin dapat mengganggu batang saraf mata, tapi jarang sampai menurunkan tajam penglihatan.
Masalah mata yang terjadi pada kurang lebih sepertiga pengguna obat ini adalah gangguan lapang pandang (berkurangnya luas area penglihatan). Gangguan lapang pandang yang dialami dapat berupa penyempitan pada seluruh area penglihatan ataupun hanya pada daerah hidung.
Sayangnya, penghentian penggunaan obat tidak akan mengembalikan lapang pandang yang sudah rusak. Pemeriksaan rutin luas lapang pandang setiap 3-6 bulan merupakan satu-satunya cara untuk mencegah kerusakan meluas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.