Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Dosis Tertentu, Kratom Bisa Mengurangi Rasa Sakit dan Nyeri

Kompas.com - 02/09/2019, 17:07 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kratom (Mitragyna speciosa) sedang menjadi perhatian setelah BNN mengumumkan bakal memasukkan tanaman tropis ini sebagai obat-obatan terlarang Golongan I.

Secara tradisional, kratom digunakan sebagai tanaman obat di Kalimantan dan daratan Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, dan Myanmar.

Sebuah kajian ilmiah mengungkap, kratom sudah menjadi tanaman yang dikonsumsi masyarakat Thailand bagian selatan dan Malaysia bagian utara.

Kratom dipercaya dapat membantu mengurangi rasa sakit, membuat rileks, mencegah kelelahan, dan membantu pecandu opium untuk berhenti.

Baca juga: Manfaat dan Efek Kratom, Pohon Asal Kalimantan yang Akan Dilarang BNN

Banyak ahli dari nasional maupun internasional pun memberi perhatian pada kratom lewat jurnal-jurnal ilmiah yang diterbitkan.

Salah satunya adalah penelitian para pakar dari Universitas Tanjungpura, Pontianak yang menyoroti bagaimana daun kratom dapat mengurangi rasa nyeri atau berperan memberi efek antinosiseptif pada mencit jantan Swiss.

Dalam penelitian yang dilakukan Sri Luliana dan koleganya, tim menggunakan hot plate test untuk melakukan pengujian.

Mencit jantan tadi dibadi menjadi lima kelompok, yakni kelompok normal diinduksi CMC Na 0,5%, kelompok morfin dengan dosis 5,46 mg/kgBB, kelompok fraksi diklorometana daun kratom dengan dosis masing-masing 70, 140 dan 280 mg/kgBB.

Tim kemudian mengamati perubahan perilaku pada mencit selama 120 menit.

Dalam abstrak penelitian ditulis, respon mencit berupa melompat, menjilati, dan menarik kaki ke belakang diamati sebagai paramater.

Daun kratom kering sekilas tampak seperti daun teh hijau kering. dok BBC Indonesia Daun kratom kering sekilas tampak seperti daun teh hijau kering.

"Hasil uji One Way ANOVA dan Post Hoc Test LSD menunjukkan bahwa aktivitas antinosiseptif fraksi diklorometana dengan dosis 70 (51%), 140 (81%), dan 280 mg/kgBB (86%) berbeda signifikan dengan kelompok normal," tulis penulis dalam abstrak laporan mereka.

"Kesimpulan dari penelitian ini adalah fraksi diklorometana daun kratom memiliki aktivitas antinosiseptif (pereda rasa nyeri). Fraksi diklorometana daun kratom dosis 3 (280 mg/kgBB) memiliki persen daya lebih tinggi daripada dosis 1 (70 mg/kgBB) dan dosis 2 (140 mg/kgBB)," imbuh penulis.

Penulis juga menjabarkan, berdasar hasil skrining fitokimia menyatakan bahwa ekstrak metanol dalam daun kratom mengandung metabolit sekunder golongan alkaloid, flacanoid, steroid/terpenoid, fenol, dan saponin.

Hasil skrining fraksi diklorometana daun kratom mengandung metabolit sekunder golongan alkaloid, steroid/terpenoid dan saponin.

"Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ekstrak metanol daun kratom mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid dan flavonoid dengan konsentrasi tinggi, sedangkan tanin dan steroid terdeteksi dengan konsentrasi rendah," ungkap penulis.

Baca juga: Mengenal Kratom, Daun Ajaib Asal Kalimantan yang Banyak Diekspor ke Amerika

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau