Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pada Dosis Tertentu, Kratom Bisa Mengurangi Rasa Sakit dan Nyeri

Secara tradisional, kratom digunakan sebagai tanaman obat di Kalimantan dan daratan Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, dan Myanmar.

Sebuah kajian ilmiah mengungkap, kratom sudah menjadi tanaman yang dikonsumsi masyarakat Thailand bagian selatan dan Malaysia bagian utara.

Kratom dipercaya dapat membantu mengurangi rasa sakit, membuat rileks, mencegah kelelahan, dan membantu pecandu opium untuk berhenti.

Banyak ahli dari nasional maupun internasional pun memberi perhatian pada kratom lewat jurnal-jurnal ilmiah yang diterbitkan.

Salah satunya adalah penelitian para pakar dari Universitas Tanjungpura, Pontianak yang menyoroti bagaimana daun kratom dapat mengurangi rasa nyeri atau berperan memberi efek antinosiseptif pada mencit jantan Swiss.

Dalam penelitian yang dilakukan Sri Luliana dan koleganya, tim menggunakan hot plate test untuk melakukan pengujian.

Mencit jantan tadi dibadi menjadi lima kelompok, yakni kelompok normal diinduksi CMC Na 0,5%, kelompok morfin dengan dosis 5,46 mg/kgBB, kelompok fraksi diklorometana daun kratom dengan dosis masing-masing 70, 140 dan 280 mg/kgBB.

Tim kemudian mengamati perubahan perilaku pada mencit selama 120 menit.

Dalam abstrak penelitian ditulis, respon mencit berupa melompat, menjilati, dan menarik kaki ke belakang diamati sebagai paramater.

"Hasil uji One Way ANOVA dan Post Hoc Test LSD menunjukkan bahwa aktivitas antinosiseptif fraksi diklorometana dengan dosis 70 (51%), 140 (81%), dan 280 mg/kgBB (86%) berbeda signifikan dengan kelompok normal," tulis penulis dalam abstrak laporan mereka.

"Kesimpulan dari penelitian ini adalah fraksi diklorometana daun kratom memiliki aktivitas antinosiseptif (pereda rasa nyeri). Fraksi diklorometana daun kratom dosis 3 (280 mg/kgBB) memiliki persen daya lebih tinggi daripada dosis 1 (70 mg/kgBB) dan dosis 2 (140 mg/kgBB)," imbuh penulis.

Penulis juga menjabarkan, berdasar hasil skrining fitokimia menyatakan bahwa ekstrak metanol dalam daun kratom mengandung metabolit sekunder golongan alkaloid, flacanoid, steroid/terpenoid, fenol, dan saponin.

Hasil skrining fraksi diklorometana daun kratom mengandung metabolit sekunder golongan alkaloid, steroid/terpenoid dan saponin.

"Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ekstrak metanol daun kratom mengandung senyawa metabolit sekunder alkaloid dan flavonoid dengan konsentrasi tinggi, sedangkan tanin dan steroid terdeteksi dengan konsentrasi rendah," ungkap penulis.

Sekilas tentang kratom

Kratom masih satu keluarga dengan kopi (Rubiaceae). Tanaman tropis ini bisa tumbuh setinggi 4 sampai 16 meter.

Para petani kratom biasa memanfaatkan daunnya yang memiliki lebar melebihi telapak tangan orang dewasa.

Sejauh ini, ada sekitar 300.000 petani di Kalimantan yang mengandalkan kratom sebagai mata pencaharian.

Dalam satu hari, tiga petani bisa memetik 200 kilogram daun kratom yang jika kering akan susut menjadi sepersepuluhnya.

Daun kering tersebut kemudian dibentuk menjadi remahan hingga berbentuk mirip daun teh hijau kering.

https://sains.kompas.com/read/2019/09/02/170700323/pada-dosis-tertentu-kratom-bisa-mengurangi-rasa-sakit-dan-nyeri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke