Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2019, 19:34 WIB

KOMPAS.com - Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi tentu berdampak membuat tubuh lebih sehat dan fit. Namun, sebagian orang memilih mengategorikan makanan sehat ini menjadi diet food atau makanan diet untuk mencapai berat badan tertentu.

Untuk orang yang sedang ingin mencapai berat badan tertentu tapi tengah menjalani rutinitas pekerjaan yang padat, biasanya tidak sempat memasak makanan sendiri dan cenderung membeli makanan diet.

Dalam keseharian, beberapa agen penyedia makanan diet membanderol satu porsi makanan diet dengan harga yang cukup mahal. Bahkan, jika dirunut, harga makanan diet lebih mahal daripada makanan non-diet.

Dokter ahli nutrisi, dr Tan Shot Yen mengungkapkan bahwa tingginya harga makanan diet dimungkinkan karena menggunakan label berbahan organik.

Baca juga: Nangka, Buah Tropis Kaya Nutrisi yang Wajib Ada di Menu Diet

"Mungkin karena pakai label organik-organikan kali. Selain itu, untuk kateringnya menyewa jasa dietisien (tenaga gizi yang dapat menjalankan praktik pelayanan gizi secara mandiri)," ujar Tan saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (14/8/2019).

Menurut Tan, beberapa makanan diet bisa juga digoreng menggunakan minyak zaitun, sehingga harga untuk satu porsinya menjadi lebih mahal dari makanan lainnya.

Menerapkan proporsi makanan dengan Isi Piringku

Selain itu, menanggapi maraknya makanan diet di masyarakat, Tan lebih menyarankan agar masyarakat menerapkan proporsi makanan sehat, lengkap, dan seimbang berdasarkan prinsip
"Isi Piringku".

Isi Piringku merupakan salah satu panduan makan sehat yang bisa digunakan sebagai acuan sajian sekali makan.

Panduan tersebut meliputi, dalam satu piring makan terdapat lauk-pauk, buah-buahan, sayuran, dan makanan pokok yang bisa dikonsumsi masyarakat yang ingin menjaga berat badan yang sehat.

"Lauk bisa bikin sup, soto, pepes, garang asem, pesmol, pangek, atau bakaran (menggunakan bungkus daun). Untuk karbo, pilihlah yang bukan rafinasi, misalnya nasi putih, tepung-tepungan," ujar Tan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+