KOMPAS.com – Minggu siang (4/8/2019), sebagian kawasan di pulau Jawa mengalami pemadaman listrik (blackout) hingga tujuh jam. Peristiwa ini terutama dirasakan wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Meski listrik secara berangsur sudah menyala, beberapa wilayah masih mengalami gangguan hingga Senin (5/8/2019).
Diketahui, pemadaman listrik di Jawa Barat, Jakarta, dan sebagian wilayah Banten bermula dari adanya gangguan di SUTET 500 kV Ungaran-Pemalang pada Minggu, (4/8/2019) siang kemarin. Di saat yang sama, listrik di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali tetap berjalan normal. Kemudian, pukul 11.48 WIB daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta padam secara serentak.
Pemadaman listrik ini melumpuhkan pelayanan telekomunikasi dan transportasi, juga membuat operasional ATM terganggu.
Baca juga: Imbas Listrik Padam, PLN Akan Kurangi Tagihan Listrik Pelanggan
Tidak hanya di Indonesia, beberapa negara juga pernah mengalami blackout dan merugikan jutaan manusia. Berikut adalah 5 peristiwa pemadaman listrik terbesar sepanjang sejarah dilansir dari History Collection.
Juli 2012 - India, merugikan 620 juta warga
Peristiwa pemadaman listrik terbesar sepanjang sejarah terjadi pada 30-31 Juli 2012 di India.
Gangguan ini disebabkan oleh putusnya jaringan transmisi Bina-Gwailor yang merambat ke pembangkit jaringan listrik lainnya. Akibat peristiwa ini, India kehilangan daya listrik sebesar 32 Giga Watt hilang.
Pada 31 Juli 2012, terjadi gangguan jaringan listrik di Taj Mahal yang membuat 38 persen pembangkit listrik di negara tersebut mati.
Akibat dari peristiwa beruntun ini, 22 provinsi di India atau 620 juta warga merasakan blackout.
Januari 2001 - India, merugikan 230 juta warga
Pada Januari 2001, India juga pernah mengalami pemadaman listrik merata yang disebabkan oleh gangguan sistem di gardu induk Uttar Pradesh. Gangguan ini membuat seluruh jaringan utara India padam.
Sebanyak 230 juta warga dari enam negara bagian merasakan pemadaman listrik selama 12 jam. Seluruh layanan pemerintahan, swasta, termasuk penanganan operasi di rumah sakit harus terhenti karena tak ada aliran listrik.
Selain itu, ada 80 kereta api listrik yang macet di rel selama 15 jam karena aliran listrik terputus. Saat itu pemerintah harus menggunakan mesin diesel untuk menarik kereta api listrik supaya arus kereta api reguler bisa berjalan.
Konfederasi Industri India merilis kerugian akibat pemadaman listrik ini diperkirakan sebesar 107 juta dollar atau sekitar Rp 1,5 triliun.
November 2014 - Bangladesh, merugikan 150 Juta warga
Pemadaman listrik yang terjadi di Bangladesh pada November 2014 membuat seluruh wilayah tanpa daya selama 10 jam. Pada 11.30 pagi waktu setempat, sebuah transmisi jaringan di Bheramara yang terletak di distrik Kushtia mati.
Matinya jaringan transmisi menyebabkan gangguan pada saluran transmisi 400 KV yang membawa daya 445 MW ke Bangladesh dari India. Dengan kehilangan daya yang sangat besar, setiap pembangkit listrik di negara itu harus ditutup.
January 2015 - Pakistan, merugikan 140 Juta warga
Pada 24 Januari 2015, kelompok pemberontak meledakkan dua menara transmisi di daerah Notal Naseerabad, Balochistan pada tengah malam. Serangan ini dikaitkan menjelang pemilihan Presiden pada saat itu.
Akibat serangan ini, sebagian besar pembangkit listrik mengalami penurunan sumber daya listrik, dari yang awalnya 9.000 Mega Watt menjadi 600 Mega Watt.
Akibatnya, sekitar 94 persen warga Pakistan tidak memperoleh aliran listrik. Peristiwa ini tercatat sebagai pemadaman listrik terburuk di Pakistan.
Agustus 2005 - Jawa dan Bali, merugikan 100 Juta warga
Pemadaman listrik dengan waktu lama dan merata bukanlah yang pertama terjadi di Indonesia.
Agustus 2005 juga pernah terjadi blackout yang berdampak pada seluruh pulau Jawa dan Bali, sekitar 100 juta penduduk menjadi korban.
Saat itu pemadalam listrik dikarenakan adanya gangguan jaringan transmisi di Cilegon dan Saguling, Jawa Barat. Hal ini membuat listrik mati sampai 7,5 jam.
Kegagalan jaringan listrik ini membuat dua unit jaringan listrik PLTU Paiton dan enam unit PLTU Suralaya kehilangan daya listrik hingga mencapai 2.700 Mega Watt.
Akibat kejadian ini seluruh layanan masyarakat lumpuh, jadwal operasi harus diganti, rumah sakitkecil menolak menerima pasien, dan banyaknya kebakaran di Jakarta karena warga lupa mematikan lilin.
Baca juga: Ini Penjelasan Lengkap Dirut PLN dan Dialog yang Membuat Jokowi Marah
Agustus 2019 - Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, telan korban jiwa
Untuk diketahui, pemadaman listrik tahun ini dampaknya jauh lebih parah dibanding pemadaman listrik Jawa-Bali 2005 lalu dilihat dari luas wilayah terdampak.
Di Jawa Barat, wilayah yang terkena pemadaman listrik adalah Bandung, Bekasi, Cianjur, Cimahi, Cirebon, Garut, Karawang, Purwakarta, Majalaya, Sumedang, Tasikmalaya, Depok, Gunung Putri, Sukabumi, dan Bogor. Di Banten, wilayah yang terkena pemadaman listrik adalah Cilegon.
Ada delapan kebakaran terjadi pada Minggu malam (4/8/2019) hingga Senin dini hari (5/8/2019). Hal ini terjadi karena masyarakat lalai dalam menggunakan lilin ketika pemadaman listrik terjadi.
Lokasi terjadinya kebakaran adalah rumah warga di Cilincing-Jakarta Utara, Meruya Selatan-Jakarta Barat, Setiabudi-Jakarta Selatan, Sawah Besar-Jakarta Pusat, Apartemen Ambasador, Penjaringan-Jakarta Utara, Cakung-Jakarta Timur. Selain itu juga aula sekolah SMK PSKD di Senen, Jakarta Pusat.
Kebakaran tersebut mengakibatkan 4 orang tewas yang merupakan satu keluarga pada kebakaran di Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara dan satu orang tewas pada kebakaran di Setiabudi, Jakarta Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.