"Orang tidak akan mati terkena letusan freatik, kecuali kalau dekat sekali," kata Surono.
"Namun demikian, wisata untuk Tangkuban Perahu itu terlalu dekat dengan titik letusan, kawah ratu," imbuhnya menyayangkan.
Bukan perkara letusannya yang dikhawatirkan Surono akan membahayakan para wisatawan, melainkan kepanikan orang saat erupsi itu sendiri.
"Andai ada letusan lalu terjadi kepanikan, orang bisa celaka bukan karena letusan gunung apinya tapi karena kepanikan itu sendiri," ujar Surono.
"Sekarang orang lari tidak pakai kaki lagi, tapi mesin. Entah itu motor, mobil, dan sebagainya," tambahnya.
Kepanikan dapat meicu orang ingin segera turun menggunakan moda tercepat. Ketika itu terjadi, hal paling buruk adalah masalah kecelakaan.
Hal inilah yang menjadi kekhawatiran Surono terhadap erupsi mendadak Tangkuban Parahu.
"Sekarang yang bisa dipertanyakan, berapa jumlah pengelola wisata dan berapa jumlah pengunjung yang diperbolehkan," kata Surono.
"Jadi, ini rasio jumlah pengunjung atau wisatawan yang harus diperhitungkan dengan letusan yang tiba-tiba seperti hari ini," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.