Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

50 Tahun Pendaratan di Bulan, 4 Inovasi yang Lahir Berkat Apollo 11

Kompas.com - 23/07/2019, 20:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sistem yang ditingkatkan membuatnya lebih ringan, lebih mudah dipakai, dan juga membuat masker wajah yang memungkinkan melihat bidang yang lebih luas.

3. Kain polimer

Polimer adalah bahan yang terbuat dari rantai panjang molekul yang cenderung memiliki sifat luar biasa seperti ketangguhan dan ketahanan panas. Ahli kimia AS Carl Marvel pertama kali mensintesis kain polimer Polybenzimidazole pada 1950-an. Namun, kain itu tidak akan tersebar luas jika bukan karena NASA yang memanfaatkannya dengan baik.

Badan antariksa itu berupaya mengembangkan serat tekstil yang tidak mudah terbakar dan stabil pada berbagai suhu–dari dinginnya hidrogen cair hingga panasnya emas yang dilelehkan.

Setelah insiden kebakaran Apollo 1 yang menewaskan tiga awak pesawat pada 1967, NASA mengemukakan bahwa material yang mudah terbakar sebagai salah satu penyebabnya. Kejadian tragis ini menyadarkan NASA.

International Association of Fire Fighters kemudian berkolaborasi dengan NASA dalam Project FIRES pada 1971 untuk memasukkan bahan baru ini ke dalam alat pelindung petugas pemadam kebakaran.

Material ini mulai digunakan oleh petugas pemadam kebakaran AS pada 1970-80-an untuk meningkatkan pakaian pelindung mereka. Bahan itu masih digunakan dalam berbagai cara dan bidang baru, termasuk tanggap darurat, olahraga motor, militer, dan industri.

4. Perangkat tanpa kabel

Para astronot Apollo ingin membawa batu kembali ke Bumi dan melakukan beberapa pengukuran saat berada di Bulan. Untuk itu, mereka perlu bor tanpa kabel yang efisien. Untungnya, perusahaan Black & Decker telah mengembangkan beberapa produk yang sejalan dengan fungsi ini pada 1961.

NASA mengontrak perusahaan tersebut, dengan Martin Marietta Corporation, untuk membantu mengembangkan lebih banyak alat yang dirancang khusus, seperti bor palu tanpa kabel untuk mengambil sampel bulan.

Harrison Schmitt berusaha mengumpulkan batuan Bulan. NASA

Ini juga merupakan tugas yang agak menantang untuk menggunakan kunci pas untuk mengencangkan baut yang melayang dalam gravitasi nol tanpa harus memutar diri Anda sendiri–masalah yang mengarah pada pengembangan kunci pas zero-impact.

Jadi, NASA membantu inisiatif inovasi perangkat nirkabel yang penting–dengan pengalamannya ini, membantu perangkat nirkabel digunakan dalam perangkat medis dan vakum pembersih.

Sebagai seorang astronom budaya, saya suka memikirkan tentang apa yang telah diberikan oleh pesawat luar angkasa dan pendaratan di Bulan kepada kita di samping penemuan-penemuan material di atas.

Saya pribadi berpikir bahwa pengembangan konsep-konsep pemikiran baru yang inovatif tentang manusia dan lingkungan telah menjadi penting bagi masyarakat Barat modern kita saat ini.

Contoh-contoh ini ditangkap oleh apa yang disebut efek overview dan dampak yang diberikan gambar kelereng biru –foto Bumi yang diambil dari Bulan–pada pergerakan lingkungan yang sedang berkembang.

Penerbangan ruang angkasa manusia tidak selalu dapat diukur melalui penemuan-penemuan material, oleh karena itu, kita juga harus menilainya dengan melihat bagaimana hal itu mengubah pemikiran kita.

Daniel Brown

Lecturer in Astronomy, Nottingham Trent University

Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambilkan dari artikel berjudul "50 tahun pendaratan di Bulan: 4 inovasi teknologi mengejutkan yang muncul berkat misi Apollo 11".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com