Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa, Jangan Cuma Cemas, Lakukan Ini...

Kompas.com - 21/07/2019, 20:00 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Tsunami Pangandaran mengagetkan karena baru selain gempanya tak terasa, gelombang tsunami baru datang 20 menit setelah guncanga. "Penduduk desa dan ratusan orang yang sedang berlibur tak sempat menyelamatkan diri. Bencana sore itu menelan korban jiwa sebanyak 668 orang meninggal," kata Daryono.

Baca juga: Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa, Jangan Salah Memaknainya

Karena memiliki 2 tipe gempa dan tsunami, masyarakat di selatan Jawa pun juga harus punya sikap berbeda. Misalnya, warga tak bisa santai hanya karena getaran gempa tak terasa sebab bisa jadi gempa yang terjadi adalah gempa lamban.

"Prinsipnya untuk selatan Jawa, jika gempa terasa baik itu lemah maupoun kuat, tetapi lebih dari 30 detik, segeralah lari menjauhi pantai sesuai jalur evakuasi yang telah ditentukan sebelumnya sebab gempa pembangkit tsunami di Jawa bisa terasa bisa tidak," ungkap Abdul.

Abdul menuturkan, secara umum warga di pesisir selatan Jawa masih memiliki waktu hingga 30 menit untuk lari melalui jalur evakuasi setelah gempa. Bila infrastruktur seperti jalur evakuasi terbangun, besar peluang warga selamat dari tsunami.

Pahami Dengan Benar Potensi Tsunami Selatan Jawa

Informasi potensi tsunami selatan Jawa telah lama beredar. Potensi tsunami dihitung dari gempa yang mungkin terjadi, yaitu bermagnitudo hingga 8,8 di zona subduksi selatan Jawa. Zona subduksi ini adalah pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Baca juga: Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa, BNPB Minta Warga Ingat Rumus 20-20-20

Para ahli memperkirakan potensi berdasarkan data historis tsunami dipadu dengan pemodelan. Dari sisi sejarah, selain terjadi pada 1994 dan 2006, tsunami selatan Jawa pernah terjadi pada tahun 1840, 1857, 1921, bahkan tahun 1500-an pada era Kerajaan Mataram Islam.

"Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar bukanlah berita bohong," kata daryono seraya menegaskan bahwa yang dimaksud ilmuwan adalah "potensi" bukan "prediksi" seperti yang sering disalahpahami.

Peneliti tsunami purba dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, potensi merujuk pada sesuatu yang mungkin terjadi tetapi belum tahu kapan. Sementara prediksi adalah sesuatu yang hampir pasti terjadi dalam waktu dekat.

Potensi berarti ancaman. "Dari ancaman belum tentu berubah jadi bencana. (Ancaman) boleh jadi berubah bencana kalau ada aspek manusia. Artinya, menimbulkan kerugian jiwa atau harta," ujar kepada Kompas.com kemarin.

Ketika tahu ancaman dan manusia mampu mengelolanya, boleh jadi takkan jadi bencana. Sebaliknya, seperti kasus tsunami Selat Sunda tahun 2018 lalu, gelombang tsunami yang tak begitu tinggi saja bisa merobohkan dan menewaskan.

Baca juga: Viral Potensi Tsunami Laut Selatan Jawa, Ini Fakta yang Harus Anda Ketahui 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com