Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arswendo Atmowiloto Meninggal, Kenali 5 Faktor Risiko Kanker Prostat

Kompas.com - 19/07/2019, 19:45 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber


KOMPAS.com - Arswendo Atmowiloto (70) meninggal dunia pada Jumat (19/7/2019) pukul 17.50 WIB karena kanker prostat yang dideritanya.

Ada dua jenis kanker prostat yang mungkin menyerang pria. Pertama, kanker prostat yang muncul perlahan. Biasanya faktor risiko kanker prostat jenis ini adalah usia. Tingkat kejadian kanker prostat pada pria di bawah usia 40 tahun masih sangat rendah. Akan tetapi, semakin bertambah usia, laki-laki jadi lebih rentan mengalami kanker prostat. Obesitas juga menjadi salah satu faktor risiko kanker prostat.

Jenis kedua adalah kanker prostat agresif. Berbeda dengan kanker prostat yang munculnya perlahan-lahan, kanker prostat agresif lebih gawat. Ini karena jenis kankernya jauh lebih cepat menyebar ke bagian tubuh lain di luar prostat. Maka, kanker prostat lebih fatal daripada kanker prostat yang risikonya rendah atau sedang.

Kanker prostat bisa menyerang pria kapan saja. Namun menurut penelitian, ada beberapa hal yang bisa membuat Anda lebih rentan terserang kanker prostat. Selain usia dan gaya hidup tidak sehat, 5 hal tak terduga ini juga bisa menjadi faktor risiko kanker prostat.

Baca juga: Arswendo Atmowiloto Tiga Bulan Lawan Kanker Prostat

1. Ukuran pinggang dan perut

Pada kanker prostat risiko rendah dan sedang, obesitas bisa membuat Anda lebih riskan. Akan tetapi, pada kanker prostat agresif bukan kadar lemaklah dalam tubuh atau berat badan yang jadi tolak ukur. Justru orang obesitas memiliki faktor risiko kanker prostat agresif yang lebih rendah.

Namun, perhatikan ukuran lingkar pinggang, pinggul, dan perut Anda. Menurut sejumlah penelitian, orang dengan perut buncit dan lingkar pinggang yang lebar lebih berisiko kena kanker prostat agresif. Para ahli menduga hal bahwa penumpukan lemak di area tersebut berkaitan erat dengan pertumbuhan sel kanker di prostat. 

2. Tinggi badan

Sebuah penelitian dalam jurnal BMC Medicine tahun 2017 menguak bahwa pria bertubuh jangkung lebih berisiko mengalami kanker prostat agresif daripada kanker prostat dengan risiko rendah.

Meskipun tinggi badan sendiri bukanlah penyebab kanker, para ahli melihat bahwa pria bertubuh jangkung biasanya memang memiliki lebih banyak sel serta volume prostat yang lebih besar. Bila digabungkan dengan faktor risiko lainnya seperti nutrisi yang tidak seimbang atau gen keturunan orangtua, kemungkinan tumbuhnya sel kanker pada prostat pria jangkung jadi makin besar daripada pria dengan tinggi badan sedang atau pendek. 

3. Asupan kalsium yang tinggi

Dalam jurnal Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention tahun 2008, para ahli menguak bahwa orang dengan kadar kalsium dalam darah yang terlalu tinggi lebih rentan mengalami kanker prostat agresif. Hal ini biasanya terjadi pada pria yang sering mengonsumsi suplemen kalsium.

Dengan bantuan hormon paratiroid, tubuh Anda akan secara otomatis menyeimbangkan kadar kalsium dalam darah. Namun, menurut para peneliti, produksi hormon ini secara berlebihan bisa jadi faktor risiko kanker prostat.

4. Kurang gerak

Pria yang tidak suka olahraga, kurang bergerak aktif, dan menjalani gaya hidup sedenter tentu lebih berisiko mengalami kanker prostat daripada pria yang rajin berolahraga. Gaya hidup sedenter sendiri banyak dijalani oleh pekerja kantoran yang sehari-hari duduk di hadapan layar komputer.

Sedangkan orang yang rajin berolahraga punya peluang lebih besar untuk sembuh atau bertahan hidup dari kanker prostat.

Baca juga: Arswendo Atmowiloto Meninggal, 5 Fakta Terkait Kanker Prostat

5. Keturunan

Pria yang punya keturunan kanker prostat, entah dari kakek atau ayahnya, punya risiko dua kali lebih besar mengidap kanker prostat agresif. Risiko ini bisa jadi lebih tinggi kalau anggota keluarga Anda ada yang pertama kali mengidap kanker prostat di bawah usia 65 tahun.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com