KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia akhir-akhir ini merasakan suhu dingin pada malam hari. Bahkan, suhu Bandung, Lembang,
Dokter umum RSU Hermina Purwokerto, dr. Raditya Bagas Wicaksono mengatakan, selama menghadapi suhu dingin yang terjadi memang tidak ada saran khusus.
Hanya saja, dia menganjurkan untuk menggunakan pakaian hangat bila akan keluar rumah dan memperbanyak konsumsi buah agar asupan vitamin bertambah.
Dia juga menyarankan agar menambah suplemen jika merasa tubuh kurang fit.
Baca juga: Warga Keluhkan Suhu Dingin, BMKG Sebut Puncaknya Terjadi pada Agustus
"Bisa multivitamin yang mengadung vitamin C dan vitamin B kompleks, atau bisa juga suplemen lain yang mengandung echinazea, zinc," ujar Bagas kepada Kompas.com, Kamis (18/7/2019).
Merangkum dari Hello Sehat, vitamin B juga bisa didapat dari buah pisang yang juga mengandung magnesium. Kedua kandungan ini membantu tiroid dan kelenjar adrenal menghangatkan tubuh saat suhu dingin.
Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman ini juga menganjurkan agar meningkatkan olahraga untuk penyesuaian tubuh agar tetap memproduksi panas.
Kondisi suhu dingin ini menurut Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indra Gustari mengatakan, kondisi ini merupakan salah satu karakteristik musim kemarau.
Menurut Indra, pada musim kemarau, suhu memang menjadi rendah. Ini karena tidak ada awan yang menangkap panas sehingga, panas yang ada di bumi langsung dilepaskan ke atmosfer.
Indra menambahkan, berdasarkan data historis, suhu dingin yang terjadi pada musim kemarau tahun ini berada di posisi terendah dibanding rata-rata.
Lebih lanjut, Indra mengungkapkan, suhu dingin ini akan berlanjut hingga September. Adapun puncaknya akan berlangsung pada Bulan Agustus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.