Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2019, 13:04 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa wilayah di Indonesia sedang mengalami suhu dingin. Bahkan banyak orang yang mengeluhkan suhu saat ini lebih dingin dibanding biasanya.

Bahkan, suhu Bandung mencapai 15,4 derajat celcius. Sedangkan di wilayah Lembang, suhu pada Rabu (17/07/2019) dini hari tercatat 13 derajat celcius.

Kepala Bidang Analisis Variablitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Indra Gustari, memprediksi kondisi ini akan berlangsung hingga September. Meski begitu, suhu dingin ini akan mencapai puncaknya pada Bulan Agustus.

Adapun daerah yang mengalami suhu dingin ini meliputi Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan sekitar Merauke.

"Khususnya di selatan Ekuator dan sedang musim kemarau," tutur Indra kepada Kompas.com, Kamis (18/7/2019).

Baca juga: Suhu Dingin di Bandung Biasa Saja, 1987 Pernah 11,2 Derajat Celcius

Indra menambahkan, kondisi ini merupakan salah satu karakteristik musim kemarau. Pada musim kemarau, suhu udara memang menjadi rendah. Ini karena tidak ada awan yang dapat memerangkap panas, sehingga suhu panas pada siang hari lepas menuju ke atmosfer.

"Panas dalam bentuk gelombang panjang dari bumi di daerah yang kemarau atau tanpa awan, dapat lepas ke atmosfer secara optimal," ujar Indra.

Indra menambahkan, kondisi setiap darah berbeda. Namun berdasarkan data historis, suhu saat ini berada di posisi terendah dibandingkan dengan kondisi rata-ratanya.

Dia mengambil contoh Kota Bandung.Menurutnya, suhu rata-rata wilayah ini pada Bulan Juli adalah 18 derajat celcius. Tetapi saat ini, suhu tercatat lebih rendah mencapai 13 derajat celsius.

Namun, Indra menggarisbawahi agar masyarakat memahami suhu dingin ini sebagai siklus tahunan dan tidak menganggapnya sebagai sesuatu fenomena aneh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Oh Begitu
Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Kita
Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Oh Begitu
Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Fenomena
Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Oh Begitu
Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Oh Begitu
Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Fenomena
Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Oh Begitu
4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

Oh Begitu
Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com