Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2019, 13:36 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan masyarakat untuk mewaspadai potensi gelombang setinggi 1,25 hingga 6 meter yang berpeluang menyambangi sejumlah perairan Indonesia dalam beberapa hari kedepan (17 – 20 Juli 2019).

Menurut siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (17/07/2019), peningkatan gelombang tinggi terjadi disebabkan oleh badai tropis atau Tropical Strom “DANAS” di perairan utara Filipina.

Untuk diketahui, pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan 4 – 25 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur – Tenggara dengan kecepatan 4 - 25 knot.

Baca juga: Libur Lebaran Ingin ke Pantai? Waspadai Gelombang Tinggi di Daerah Ini

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Bengkulu – Enggano, Perairan barat Lampung, Perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa Barat, Laut Natuna Utara dan Laut Banda," ungkap pihak BMKG.

"Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut,' sambungnya.

Dari hasil pantauan BMKG, sejumlah wilayah yang berpeluang terjadi gelombang tinggi dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter, yaitu Selat Malaka bagian utara, Perairan Manui – Kendari, Perairan Timur P. Simeulue hingga Kep. Mentawai,  Selat Sape bagian Selatan, Selat Sumba dan Selat Ombai, Laut Natuna Utara dan Laut Natuna, Perairan Kep. Anambas hingga Natuna, Perairan Timur Kep. Bintan Hingga Kep. Linnga, Perairan Utara Pangkalpinang, Selat Karimata dan Selat Gelasa, Laut Jawa, Perairan Utara Jawa Timur hingga Kep. Kangean, Perairan Selatan Kalimantan, Perairan Kotabaru dan Perairan Balikpapan, Selat Makasar, Perairan Kep. Selayar – Sabalana, Teluk Bone bagian Selatan dan Teluk Tolo, Perairan Kep. Baubau, Perairan Selatan Kep. Banggai – Sula, Laut Flores dan Laut Seram, Perairan Selatan P. Buru - P. Seram, Perairan Kep. Kei hingga Aru, Laut Arafuru bagian Barat dan Timur, Perairan Fakfak hingga Amamapere, Perairan Kalimantan Utara, Perairan Timur Bitung, Perairan Selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku dan Laut Halmahera, Perairan Kep. Halmahera, Perairan Raja Ampat – Sorong, Perairan Biak hingga Jayapura, Perairan Kep. Sermatan hingga Kep. Babar.

"Selain itu, beberapa wilayah lain di Indonesia juga berpotensi mengalami gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter," sebut BMKG.

Wilayah perairan tersebut antara lain Perairan Sabang – Banda Aceh, Perairan Barat Aceh hingga Kep. Mentawai, Perairan Bengkulu hingga Barat Lampung, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Jawa hingga P. Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas bagian Selatan, Perairan Selatan P. Sawu – Rote, Samudra Hindia Selatan, Jawa Barat hingga NTT, Perairan Timur Kep. Wakatobi, Laut Banda, Laut Arafuru Bagian Tengah, Perairan Kep. Tanimbar.

Tidak hanya itu, gelombang tinggi dengan ketinggian 4 hingga 6 meter berpotensi terjadi di Perairan Utara Sabang, Samudera Hindia Barat Aceh hingga Simuelue, Samudera Hindia Barat Enggano hingga Selatan Banten.

"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," ujar BMKG.

Baca juga: Waspada, BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi

"Untuk itu, BMKG selalu memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di pesisir terutama nelayan," kata BMKG.

Terutama, nelayan yang menggunakan moda tranportasi perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 12 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m) agar selalu waspada.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com