Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2019, 17:30 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Jangan takut menjalani colok dubur. Manfaatnya lebih besar dari rasa geli dan risih yang mungkin muncul ketika melakukannya.
 
Dr A Hamid Rochanan SpB-KBD M Kes, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia berkata, colok dubur adalah pemeriksaan paling dini terbaik yang bisa dilakukan untuk deteksi kanker kolorektal. Jenis kanker ini merupakan salah satu kasus terbesar yang menimpa pria Indonesia.
 
"Colok dubur dan periksa tinja darah samar paling mudah dilakukan," katanya.
 
Colok dubur berguna untuk mendeteksi banyak penyakit di kolon. Di luar kanker, metode ini bisa mendeteksi adanya ambien sebelum parah. Dengan jari yang dibungkus sarung tangan, dokter bisa tahu tonjolan aneh di kolon. Sementara untuk kanker, metode ini berguna untuk mengetahui adanya kanker kolon di bagian luar. Wujudnya bisa berupa tonjolan.
 
"Kita bisa lakukan tiap tahun. Di puskesmas bisa. Kalau di lab juga murah," ungkapnya.
 
 
Dalam diskusi Penatalaksanaan Kanker di Era BPJS Kesehatan pada Senin (15/7/2019), Hamid mengutarakan bahwa sebagian besar penderita kanker kolorektal datang pada saat yang terlambat, ketika kanker sudah metastasis alias di stadium 3 atau 4. 
 
Penanganan pada fase tersebut sulit dan mahal. Terapi target cetuximab memberikan benefit besar bagi penderita kanker kolon tetapi hanya efektif untuk kolon bagian kiri. Sementara terapi targe dengan bevacizumab efektif untuk bagian kanan dan kiri tetapi BPJS hanya bisa meng-cover pengobatan itu jika digunakan untuk bagian kiri. 
 
Dengan kompleksitas pengobatan, deteksi dini adalah cara terbaik untuk menghindari keparahan. Selain colok dubur dan periksa tinja darah samar, pasien di atas umur 45 tahun perlu melakukan kolonoskopi. Dengan metode ini, tonjolan atau polip bisa ditemukan, termasuk yang bersifat kanker.
 
"Untuk pasien yang punya risiko tinggi, misalnya yang anggota keluarganya punya riwayat kanker kolon, pemeriksaan perlu dilakukan sejak muda. Tidak perlu tunggu usia 30," ungkap Hamid.
 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com