Mind Song juga mengajarkan kelas bernyanyi bagi pasien yang mengalami masalah paru, mulai dari asma sampai ke kanker paru.
"Setelah mengikuti lima sampai enam kelas bernyanyi, sebagian peserta memperlihatkan perbaikan yang berarti," ujar Maggie Grady, direktur terapi musik organisasi itu.
Tes aliran puncak atau peak flow tests mengukur seberapa cepat udara yang dapat ditiup paru. Ini adalah indikator kunci bagi para penderita masalah pernapasan.
2. Meningkatkan kekuatan paru
Seseorang yang didiagnosis mengidap idiopathic pulmonary fibrosis, penyakit paru yang tidak diketahui obatnya dan membunuh setengah dari orang yang terkontraksi dalam waktu tiga tahun, mengaku lebih bisa bernapas dengan baik setelah bernyanyi.
3. Meningkatkan hormon
Bernyanyi menyebabkan tubuh mengeluarkan endorphins, yang terkait dengan rasa nikmat.
Bernyanyi membuat kita menarik napas dalam, yang kemudian meningkatkan aliran darah di seluruh tubuh dan membantu peningkatan pengaruh endorphins.
Hal ini sama seperti terjadinya lonjakan endorphin ketika tertawa atau makan cokelat.
Sebuah kajian mengungkapkan hanya dengan 40 menit bernyanyi dalam kelompok, hormon stres corticol turun jauh lebih cepat dibandingkan keadaan normal.
Tingkat corticol biasanya menurun di akhir hari, tetapi bernyanyi mempercepat proses ini.
Penyanyi paduan suara ditemukan menghasilkan hormon oxytocin, yang sering kali disebut sebagai hormon cinta. Kita melepaskannya saat berpelukan dan ini meningkatkan rasa saling percaya dan ikatan.
Ini dapat menjelaskan mengapa orang yang menyanyi di paduan suara mengalami perasaan persaudaraan dan kebersamaan.
Bernyanyi juga memicu dilepaskannya dopamine, neurotransmitter di otak.
Hal ini diketahui menghasilkan perasaan senang saat merespon sejumlah hal lain seperti makan atau menghirup kokain. Pelepasannya dikaitkan dengan penguatan kembali dan motivasi.