Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dikira Monyet, Kulit Hitam Dikira Gorila, Google Masih Harus "Sekolah"

Kompas.com - 05/07/2019, 16:21 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Wired

KOMPAS.com – Munculnya foto-foto Presiden Joko Widodo ketika netizen mengetik “monyet cukur rambut” bukan skandal baru bagi Google. Pada 2015, alogaritma Google pernah membuat kesalahan serupa dengan salah mengira orang kulit hitam sebagai gorila.

Dilansir dari Wired, 11 Januari 2018; skandal itu bermula ketika seorang pengembang software berkulit hitam menulis di Twitter bahwa Google Photos melabeli foto dirinya dan temannya yang juga berkulit hitam sebagai “gorillas” (gorila).

Untuk diketahui, aplikasi dan situs Google Photos, merupakan layanan penyimpanan foto yang telah digunakan oleh 500 juta orang. Google Photos dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan untuk mengelompokkan foto secara otomatis agar penggunanya lebih mudah ketika mencari foto dengan konten serupa, misalnya danau, kopi atau dalam kasus kali ini, gorila.

Menyusul kejadian tersebut, Google meminta maaf dan memutuskan untuk menyensor kata “gorilla” agar tidak bisa digunakan pada foto dengan dua subyek atau lebih. Selain gorila, “chimp” atau “chimpanzee” (simpanse) dan “monkey” (monyet) juga ikutan diblokir oleh Google Photos.

Baca juga: Kisah Deepmind, AI Terbaik Google yang Gagal Ujian Matematika SMA

Padahal, Wired yang menguji coba aplikasi tersebut pada 2018 bisa mencari foto dengan kata kunci “baboon” (babun), “gibbon” (ungka), “marmoset” dan “orangutan”. Mereka menulis bahwa “capuchin” dan “colobus” juga bisa digunakan selama tidak dibarengi dengan “monkey”.

Intinya, akibat kejadian tahun 2015 tersebut, seekor babun adalah babun bagi Google Photos, tetapi seekor monyet bukan monyet bagi teknologi ini. Sementara itu, gorila dan simpanse sama sekali tidak dapat dikenali oleh Google Photos.

“Teknologi pelabelan foto masih sangat awal dan sayangnya, jauh dari sempurna,” tulis juru bicara Google kepada Wired.

Bagi Anda, apa yang dilakukan oleh Google ini mungkin terdengar konyol. Namun, sebetulnya apa yang dilakukan oleh raksasa teknologi tersebut adalah sesuatu yang logis mengingat berbagai kekurangan teknologi pembelajaran mesin saat ini.

Dengan data yang cukup banyak dan kemampuan komputerisasi yang memadai, sebuah AI bisa memang dilatih untuk mengenali foto atau mentranskripsikan sebuah pidato. Namun, ketika mendapati skenario di luar formulanya, AI tidak memiliki akal sehat atau konsep abstrak untuk menanggapinya dengan tepat.

Oleh karena itulah, para insinyur yang merancang AI juga harus mulai memikirkan kasus-kasus yang mungkin terjadi di luar data pelatihan mereka.

Sayangnya, seperti yang dikatakan oleh profesor University of Virginia Vicente Ordóñez Román, sulit untuk memprediksikan semua skenario yang mungkin terjadi sebelum sistem mulai dijalankan. Para insinyur mungkin baru akan menemuinya setelah sistem diaktifkan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Wired
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Apakah Aman Makan Sushi?

Apakah Aman Makan Sushi?

Kita
Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Kita
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Kita
Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Oh Begitu
Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Oh Begitu
Mengapa Ikan Bau Amis?

Mengapa Ikan Bau Amis?

Oh Begitu
Minyak Kelapa Baik Dikonsumsi Saat Diet, Ini Alasannya

Minyak Kelapa Baik Dikonsumsi Saat Diet, Ini Alasannya

Kita
Mengapa Wajah Memerah Saat Malu?

Mengapa Wajah Memerah Saat Malu?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com