Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjual Rp 1 Miliar, Kenapa Burung Merpati Bisa Sangat Mahal?

Kompas.com - 02/07/2019, 16:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Prestasi menjadi bahan pertimbangan bagi Robby, seorang penghobi burung merpati asal Bogor, untuk membeli seekor burung merpati jawara bernama Jayabaya dengan mahar Rp 1 miliar dari tangan warga Kota Bandung bernama Aristyo Setiawan.

Seperti diwartakan Kompas.com dalam artikel berjudul Burung Merpati di Bandung Laku Rp 1 Miliar, Apa Istimewanya?, Robby mengaku sudah mengincar Jayabaya sejak 2018.

"Burung itu punya prestasi apa enggak, pasti berbeda harganya. Sejak 2018, burung itu (Jayabaya) hampir per giringan (lomba) pasti ada prestasinya," ungkap Robby melalui sambungan telepon, Senin (1/7/2019).

Namun, benarkah harga seekor burung sefantastis itu?

Baca juga: Burung Merpati di Bandung Laku Rp 1 Miliar, Apa Istimewanya?

Menjawab pertanyaan ini, peneliti ekologi dan sistematika burung dari LIPI menjelaskan, burung merpati yang sudah dikembangkan untuk lomba dan selalu menjadi pemenang adalah keunggulan tersendiri bagi kompetitornya.

"Harga untuk individu tersebut bisa menjadi sangat mahal, apalagi sebagai penghobi, batasan harga hampir tidak ada standarnya," ujar Irham kepada Kompas.com.

Sepengetahuan Irham, burung merpati baling paling mahal yang pernah terjual adalah Armando (Belgian racing pigeon) yang dihargai 1,4 juta dollar AS atau hampir Rp 20 miliar.

"Merpati juara juga diyakini akan menjadi indukan yang sangat berkualitas," imbuh Irham.

Ini berarti, merpati juara diyakini dapat melahirkan keturunan berkualitas yang akan menjadi bibit juara dalam perlombaan performa terbang ataupun penampilan.

Irham menuturkan burung merpati mulai didomestikasi sekitar 5.000 sampai 10.000 tahun lalu di wilayah Mediterania.

Tujuan domestikasi merpati antara lain untuk daging, penampilan dan performa terbang.

Seleksi performa terbang meliputi kemampuan merpati untuk homing (kembali ke lokasi asal) dan kecepatan terbang.

"Performa terbang ini tidak hanya dalam keadaan terbang normal tetapi juga pola-pola terbang tertentu," ujar Irham.

Baca juga: Alasan Merpati Mau Terbang Berkelompok, meski Lebih Melelahkan

Untuk kemampuan terbang, merpati dapat menempuh jarak lebih dari 1.000 kilometer setiap hari dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam.

Merpati merupakan burung yang cerdas dan memiliki kemampuan navigasi yang baik sehingga mereka dapat kembali ke tempat asal atau dilatih untuk menuju tempat tertentu tanpa tersesat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau