Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2019, 17:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Para ilmuwan di Freie Universität Berlin telah merekomendasikan bahwa ecdysterone, bahan kimia mirip steroid yang ditemukan dalam bayam, ditambahkan ke daftar zat doping terlarang.

Fakultas farmasi universitas ini mengadakan program pelatihan kekuatan selama 10 minggu dengan 46 atlet untuk menguji bagaimana zat tersebut mempengaruhi kinerja fisik mereka.

Beberapa peserta diberi plasebo, yang lain diberi kapsul ecdysterone yang kandungannya setara dengan empat kilogram bayam mentah sehari.

Dalam penelitian, yang didukung oleh Badan Anti Doping Dunia (WADA), atlet yang menggunakan suplemen kekuatan fisiknya meningkat tiga kali lipat dibanding atlet yang mengkonsumsi plasebo.

Baca juga: Popeye Benar, Konsumsi Bayam Bisa Cegah Penurunan Penglihatan

Popeye terbukti benar

Tokoh kartun fiksi Popeye sang pelaut dikenal karena menjadi kuat setelah melahap bayam kaleng.

Penelitian di Berlin adalah yang pertama di Jerman yang tujuannya membuktikan hubungan antara kandungan ecdysterone dalam bayam dengan kinerja fisik yang meningkat secara signifikan.

Sebelumnya penelitian telah dilakukan di negara-negara lain dan menarik kesimpulan yang sama.

"Kami sudah menduga akan melihat peningkatan kinerja, tetapi kami tidak berharap menjadi sebesar itu," ujar Maria Parr dari Fakultas Farmasi Universitas Berlin dalam wawancara dengan stasiun televisi ARD dan ARTE.

Hasil penelitian menegaskan, bahwa ecdysterone termasuk dalam daftar zat terlarang untuk olahraga, tambah peneliti.

"Dalam laporan kami merekomendasikan kepada WADA agar substansi ini ditambahkan ke daftar doping. Menurut kami, jika substansi bisa meningkatkan kinerja, maka keuntungan yang tidak adil bagi atlet lain harus dihilangkan," kata Parr.

Keputusan akan diserahkan kepada WADA, tetapi itu hanya akan terjadi setelah adanya penyelidikan lebih lanjut tentang berapa banyak atlet yang menggunakan suplemen.

Pakar anti-doping Jerman Fritz Sörgel mengatakan kepada radio Deutschlandfunk bahwa ia berharap akan ada lebih banyak studi mengenai sifat-sifat dari ekstrak nabati lain.

"Di masa lalu kami tidak dapat menjabarkan zat-zat semacam ini dengan tingkat akurasi yang sama," katanya.

"Sekarang kami memiliki metode analitik yang memungkinkan kami mengekstraksi zat dari tanaman, yang juga dapat memiliki dampak potensial. Jadi penelitian ini sebenarnya hanyalah sebuah permulaan."

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ada Apa Sebelum Big Bang?

Ada Apa Sebelum Big Bang?

Oh Begitu
Mengapa Bayi Menangis Sesaat Setelah Lahir?

Mengapa Bayi Menangis Sesaat Setelah Lahir?

Prof Cilik
Apakah Efek Menahan Kentut?

Apakah Efek Menahan Kentut?

Oh Begitu
Mengapa Pembuluh Darah Terkadang Sulit Ditemukan?

Mengapa Pembuluh Darah Terkadang Sulit Ditemukan?

Oh Begitu
7 Makanan Tinggi Vitamin E yang Sangat Menyehatkan

7 Makanan Tinggi Vitamin E yang Sangat Menyehatkan

Oh Begitu
Apa Itu Bintik Merah Besar di Planet Jupiter?

Apa Itu Bintik Merah Besar di Planet Jupiter?

Fenomena
Benarkah Bahan Bakar Fosil Berasal dari Dinosaurus?

Benarkah Bahan Bakar Fosil Berasal dari Dinosaurus?

Oh Begitu
Peneliti Jelaskan Kasus Misterius Orca yang Telan 7 Ekor Berang-berang Laut

Peneliti Jelaskan Kasus Misterius Orca yang Telan 7 Ekor Berang-berang Laut

Oh Begitu
Apa Saja Penyebab Wajah Bengkak di Pagi Hari?

Apa Saja Penyebab Wajah Bengkak di Pagi Hari?

Oh Begitu
Seperti Apa Ikan Tertua di Dunia yang Hidup di Akuarium?

Seperti Apa Ikan Tertua di Dunia yang Hidup di Akuarium?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kecoak, Bisa Hidup Tanpa Makan Sebulan (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kecoak, Bisa Hidup Tanpa Makan Sebulan (Bagian 2)

Oh Begitu
5 Cara Aman Mengeluarkan Air dari Telinga

5 Cara Aman Mengeluarkan Air dari Telinga

Kita
Mengapa Perut Terasa Mulas Saat Cemas?

Mengapa Perut Terasa Mulas Saat Cemas?

Oh Begitu
Makin Mengkhawatirkan, Kini Mikroplastik Ditemukan di Awan

Makin Mengkhawatirkan, Kini Mikroplastik Ditemukan di Awan

Fenomena
Sains Jelaskan Penyebab Cokelat Berbahaya untuk Anjing

Sains Jelaskan Penyebab Cokelat Berbahaya untuk Anjing

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com