Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara Taksonomi Semut Charlie Alias Tomcat Bukan Semut, tapi...

Kompas.com - 26/06/2019, 09:56 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Semut Charlie alias tomcat memiliki banyak nama lain. Mulai dari semut kayap, semut semai, dan kumbang rove.

Bentuk dan ukurannya yang sangat kecil, sekitar 7-8 milimeter,  membuatnya dinamai semut.

Meski begitu, hewan ini sebenarnya kelompok hewan beruas (Arthropoda) yang termasuk dalam keluarga besar kumbang (Staphylinidae).

"Semut Charlie sebenarnya bukan semut, melainkan kumbang (Coleoptera) dari famili Staphylinidae. Hewan ini dikenal dengan nama ilmiah Paederus fuscipes dan di Indonesia lebih dikenal dengan nama tomcat," ujar Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Cahyo Rahmadi.

Baca juga: Viral Semut Charlie Berbahaya di Medsos, Hewan Apa Itu Sebenarnya?

"Seperti kelompok kumbang lain, secara umum (P. fuscipes) memiliki tiga bagian tubuh, yaitu kepala, dada, dan perut dengan tiga pasang kaki dan tubuh memanjang," imbuh dia.

Perlu diketahui, semut Charlie alias tomcat termasuk kelompok serangga kuno. Hal ini dibuktikan dengan temuan fosil kumbang tomcat di era Triassic atau pemusnahan makhluk Bumi sekitar 200 juta tahun lalu.

Sebagian besar tomcat memiliki bentuk memanjang layaknya semut, tapi ada juga yang berbentuk bulat seperti telur.

Seperti disebutkan Cahyo, kumbang tomcat memiliki tiga bagian tubuh. Kepalanya berwarna hitam, dada berwarna kuning gelap, dan perut berwarna hitam dan kuning gelap dengan ruas.  Selain itu, dia memiliki sayap separuh dan antena berbentuk benang yang memanjang.

Tomcat tidak menggigit ataupun menyengat. Serangga ini akan mengeluarkan cairan beracun yang bila terkena kulit akan menimbulkan sensasi terbakar dan bisa melepuh jika tidak segera ditangani.

"Ini merupakan hasil endosimbiosis antara racun pada tomcat dan bakteri," kata dia.

Ketika kumbang tomcat merasa terganggu, dia dapat mengeluarkan racun yang disebut pederin. Jika sudah menempel ke kulit, racun itu akan menimbulkan inflamasi atau peradangan.

Tak jarang tomcat mengeluarkan racunnya di baju atau handuk. Oleh sebab itu, saat menjemur pakaian pastikan tidak ada tomcat.

Uniknya, tomcat jantan berperilaku mirip kalajengking ketika terancam. Mereka akan mengangkat ekornya dan mengeluarkan racun.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Semut Charlie Alias Tomcat?

"Kumbang tomcat umumnya berada di permukiman dan populasi meningkat diperkirakan saat akhir musim hujan," ujar Cahyo.

Berkurangnya populasi pemangsa (predator) seperti burung karena perburuan oleh manusia juga bisa menyebabkan populasi hewan ini meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com