KOMPAS.com - Dalam keadaan mendesak, semut Charlie alias kumbang tomcat bisa mengeluarkan racun yang menyebabkan kulit meradang dan timbul sensasi terbakar.
Bukan tidak mungkin, tomcat masuk ke dalam rumah Anda. Mungkin, Anda juga pernah melihat serangga berukuran 7-8 milimeter ini berkeliaran di lingkungan Anda.
Cahyo Rahmadi, selaku Kepala Bidang Zoologi LIPI menyarankan kita untuk sebisa mungkin menjauhi tomcat. Sebab ketika tomcat dengan sengaja atau tidak sengaja dibunuh dengan cara dipencet, racun yang disebut pederin akan keluar dari tubuhnya.
Bila racun ini mengenai kulit manusia, maka akan menimbulkan sensasi terbakar dan melepuh.
"Hal ini merupakan hasil endosimbiosis antara racun pada tomcat dan bakteri," ujar Cahyo.
Lantas, bagaimana mencegah tomcat agar tidak masuk ke rumah?
Baca juga: Viral Semut Charlie Berbahaya di Medsos, Hewan Apa Itu Sebenarnya?
Pada siang hari, tomcat mudah ditemukan di tanah. Sementara saat malam hari, tomcat lebih suka mendekati sumber cahaya untuk mencari kehangatan.
Oleh sebab itu, Cahyo menyarankan untuk menutup setiap celah rumah sehingga tidak ada tomcat yang masuk.
"Kemudian kurangi pemakaian penerangan di malam hari dan jangan duduk di bawah lampu saat malam," imbuh Cahyo.
Penting juga untuk menggunakan lotion anti serangga dan menggunakan kelambu ketika tidur jika populasi tomcat sudah mengganggu.
Jika ingin menangkap tomcat, Anda bisa memasang jebakan di malam hari. Caranya mudah, gunakan ember atau wadah berisi air dan detergen, kemudian di bagian atas wadah tersebut diberi penerangan.
Cara ini disebut Cahyo dapat membuat tomcat mendatangi cahaya dan ketika jatuh mereka akan mati di dalam cairan detergen.
"Kemudian pastikan baju dan lain-lain yang dijemur tidak ada tomcat menempel," imbuh Cahyo.
Baca juga: Viral Semut Charlie di Medsos, Samakah dengan Tomcat?
Berkurangnya populasi pemangsa (predator) seperti burung karena perburuan oleh manusia juga bisa menyebabkan populasi hewan ini meningkat.
Karena tomcat merupakan bagian penting dari rantai makanan dan menjadi makanan burung, alangkah lebih baik jika perburuan burung atau pemangsa lain dihentikan.
Hal ini guna mencegah peningkatan populasi tomcat di alam liar.
Tentang tomcat
Menurut Cahyo, serangga ini sebenarnya bukan semut melainkan kumbang (Coleoptera) dari Famili Staphylinidae. Hewan ini dikenal dengan nama ilmiah Paederus fuscipes dan di Indonesia lebih dikenal dengan nama tomcat.
"Seperti kelompok kumbang lainnya, secara umum (P. fuscipes) memiliki tiga bagian tubuh yaitu kepala, dada dan perut dengan tiga pasang kaki dan memanjang," terang Cahyo kepada Kompas.com, Selasa (25/6/2019).
Hewan berukuran 7-8 milimeter ini memiliki warna cerah, terutama kuning dan oranye pada rongga dadanya. Selain itu, dia memiliki sayap separuh dan antena berbentuk benang yang memanjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.