KOMPAS.com - Para ilmuwan Australia mengatakan, kumbang Natal adalah salah satu serangga yang perlahan hilang dan belum diketahui alasannya, meski populasi hewan ini berbeda di tiap negara bagian Australia.
Tanya Latty, ahli entomologi dari University of Sydney, mengatakan banyak warga Australia yang kini mencari keberadaan kumbang Natal.
"Apa yang kami tahu, setidaknya secara anekdot banyak orang berkata 'ketika saya masih kecil, ada kumbang Natal di mana-mana dan sekarang Anda jarang melihatnya'," kata Dr Latty.
"Dan itu tampaknya konsisten, yang memang merupakan bukti cukup baik bahwa mungkin ada sesuatu yang terjadi, bahwa populasi mereka bisa menurun," sambungnya.
Baca juga: Terjebak di Batu Ambar 99 Juta Tahun, Kumbang Ini Ungkap Kisah Prasejarah
Ada sekitar 35 spesies kumbang Natal di seluruh Australia, dengan sebagian besar muncul antara pertengahan November dan akhir Desember ketika larva menetas.
Dr Latty mengatakan bahwa mungkin ada banyak alasan orang tidak melihat kumbang ini sebanyak itu. Hilangnya habitat diduga menjadi penyebab utama.
"Kumbang Natal memiliki siklus hidup di mana larva memakan hal-hal seperti rumput dan kepompong dewasa memakan daun pohon karet matang," kata Dr Latty.
"Jika Anda mulai kehilangan banyak dari area berhutan, yang kami pikir merupakan habitat sebagian besar kumbang Natal untuk berkembang, maka Anda mulai melihat penurunan," imbuhnya.
Ahli entomologi Universitas Macquarie, Chris Reid, mengatakan perubahan iklim bisa menjadi faktor penyebabnya.
"Cuaca musim semi yang lebih kering sebenarnya bisa menunda munculnya kumbang dewasa dari tahap kepompong, jadi alih-alih keluar sebagai kumbang dewasa - kumbang Natal ramah yang kita kenal, si pupa - sebaliknya (mereka) bertahan di tahap kepompong untuk musim lain dan ini mengarah ke jumlah kumbang dewasa yang lebih sedikit yang bisa kita lihat dan ketahui," kata Dr Reid.
Meskipun tidak ada penelitian pasti yang dilakukan tentang penurunan kumbang Natal, para ilmuwan telah menunjukkan jumlah populasi yang mungkin berbeda di setiap negara bagian Australia.
"Di New South Wales, orang-orang secara nostalgia mengingat gerombolan kumbang Natal muncul pada pesta Natal mereka, yang tidak lagi terjadi," kata Dr Reid.
"Namun, beberapa orang di Queensland mengklaim bahwa populasinya naik dalam beberapa tahun terakhir karena ada peningkatan padang rumput, di mana larva memakan akar rumput dan mereka benar-benar menumpang kepompong dewasa sebagai spesies hama."
Baca juga: Kumbang Sering Kawin dengan Sesama Pejantan, Peneliti Ungkap Alasannya
Penting untuk Ekosistem
Dr Laty mengatakan kumbang Natal adalah salah satu dari banyak serangga di dunia yang mengalami kemunduran, dan memeringatkan bahwa manusia tidak tahu efek apa yang akan terjadi pada ekosistem.
"Sayangnya dalam dua atau tiga tahun terakhir, kumpulan data jangka panjang telah muncul di berbagai negara di mana orang mengambil sampel serangga di tempat yang sama, dalam waktu yang sama cukup lama untuk benar-benar bisa menunjukkan bahwa kita melihat di beberapa tempat, ada penurunan hingga 80 hingga 90 persen dari populasi serangga kita. "
Dr Latty menggambarkan serangga sebagai "makhluk kecil yang menguasai dunia", dan mengatakan bahwa penurunan spesies ini di seluruh dunia adalah bencana.
"Mereka menopang banyak ekosistem kita, mereka adalah makanan untuk hal-hal yang lebih besar, mereka membersihkan sampah, mereka adalah penyerbuk, pemangsa yang mengendalikan populasi hama."
"Mereka melakukan semua pekerjaan penting ini dan mereka mulai menurun dan kami tidak tahu dampaknya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.