Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Kata Ahli, Kemasan Plastik Masih Diperlukan untuk Lindungi Lingkungan

Kompas.com - 24/06/2019, 20:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kemasan plastik menjaga kualitas dan keamanan makanan. Makanan yang secara alami memiliki kulit pembungkusnya sendiri dan dapat dengan aman diangkut dan dikonsumsi tanpa perlu kemasan plastik sekali pakai sering menarik perhatian.

Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa produk-produk ini tampaknya dapat bertahan hanya pada rantai pasokan makanan yang pendek. Ketika makanan diangkut dari jauh, yang jumlahnya banyak, plastik dapat berperan penting mencegah pembusukan.

Selain itu, kemasan plastik lebih fleksibel dan lebih ringan daripada alternatif seperti gelas dan karton. Akibatnya, biaya transportasi dan emisi karbon yang menyertainya dapat dikurangi.

Solusi yang memungkinkan

Penghilangan plastik dari kemasan makanan tidak semerta-merta berkelanjutan seperti yang diperkirakan. Ada banyak kasus di mana kemasan plastik justru dapat bermanfaat dalam mengurangi limbah. Meski begitu, penjual makanan perlu memikirkan cara untuk mengurangi dan menggunakan kembali plastik jika memungkinkan.

Untuk mengurangi jumlah plastik yang dibutuhkan, rantai pasokan makanan pendek harus dikembangkan, sebab rantai ini melibatkan sedikit perantara dari sejak makanan ditanam hingga makanan dibeli dan dikonsumsi.

Mungkin, ini berarti kita sebaiknya beralih ke lebih banyak diet musiman. Pasar tani, petani berbasis komunitas, dan sistem pengiriman dengan keranjang membantu menghubungkan konsumen ke tempat makanan mereka diproduksi dengan cara yang juga dapat membantu mengurangi kemasan makanan dan limbah.

Tantangannya adalah bagaimana upaya tersebut dapat ditingkatkan dengan cara yang layak secara ekonomi.

Sebagian besar penjual punya pertimbangan ekonomi yang mempengaruhi cara mereka menggunakan plastik. Ini sering tidak hanya digunakan untuk penghematan, tapi untuk kepentingan pemasaran dan keinginan penjual untuk membuat orang membeli lebih banyak (dengan adanya promo multipack), yang dapat menyebabkan pemborosan.

Solusi lainnya adalah dengan mengembangkan model ekonomi yang lebih sirkuler sehingga plastik dapat lebih banyak digunakan lagi dan didaur ulang. Ini masuk akal secara ekonomi maupun lingkungan.

Kemasan berbasis alam yang dapat melakukan peran yang sama dengan plastik konvensional dalam hal melindungi makanan dan mencegah limbah makanan juga sedang dikembangkan. Kemasan ini juga dapat terurai secara alami.

Akan tetapi, masih banyak pertanyaan mengenai apakah plastik berbasis alam benar-benar berkelanjutan dalam jangka panjang, terutama jika diperlukan sumber daya dalam jumlah besar untuk memproduksinya.

Sampai alternatif pengemasan berkelanjutan dikembangkan, pengecer besar akan terus mengandalkan plastik untuk melindungi makanan agar tidak terbuang. Tidak dapat dipungkiri, plastik adalah bahan yang sangat berguna. Kita perlu menggunakannya secara lebih efektif dan lebih hemat dalam beberapa kasus, tetapi kita tidak harus menghilangkannya sama sekali.

Manoj Dora

Reader in Operations & Supply Chain Management, Brunel University London

Eleni Iacovidou

Lecturer in Environmental Management, Brunel University London

Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambilkan dari artikel berjudul "Mengapa kemasan plastik diperlukan untuk cegah makanan jadi sampah dan lindungi lingkungan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com