Oleh Manoj Dora dan Eleni Iacovidou
DALAM beberapa tahun terakhir, masyarakat dunia semakin sadar mengenai kerusakan lingkungan akibat polusi plastik. Ini telah memacu sejumlah kampanye untuk menghapus plastik sekali pakai dari kehidupan kita sehari-hari. Kampanye ini meluas ke kemasan makanan, misalnya di Inggris sebuah supermarket meluncurkan uji coba tanpa kemasan.
Banyak orang mengeluhkan banyaknya kemasan yang digunakan supermarket, terutama untuk buah dan sayuran, yang sebagian besar memiliki perlindungan alami sendiri. Meski begitu, alasan utama supermarket menggunakan begitu banyak kemasan adalah untuk melindungi makanan, terutama makanan segar.
Kemasan dapat mencegah makanan menjadi busuk dan terbuang. Menghapus plastik sepenuhnya dari pasokan makanan kita mungkin bukan solusi terbaik untuk melindungi lingkungan dan menghemat sumber daya berharga.
Rantai pasokan makanan adalah jaringan yang kompleks. Di Eropa sendiri, 12 juta peternakan menghasilkan produk pertanian yang diproses oleh sekitar 300.000 perusahaan makanan dan minuman. Produksi ini lalu didistribusikan oleh 2,8 juta penjual makanan eceran dan industri layanan makanan, melayani sekitar 500 juta konsumen.
Rantai pasokan makanan biasanya dimulai dari tempat produksi ke fasilitas penyimpanan untuk diproses dan kemudian disimpan sampai dibutuhkan. Selanjutnya makanan dikemas, diangkut, dan didistribusikan ke toko-toko tempat makanan dipasarkan, sebelum akhirnya dibeli dan dikonsumsi.
Durasi siklus ini bervariasi, tergantung di mana makanan ditanam dan berapa lama makanan disimpan di rak atau lemari es seseorang.
Kemasan plastik digunakan dalam rantai pasokan makanan karena membantu mengamankan distribusi makanan jarak jauh serta meminimalkan limbah makanan karena menjaga makanan segar lebih lama.
Sebuah ulasan penelitian tentang limbah makanan tahun 2016menemukan bahwa 88 juta ton makanan terbuang setiap tahunnya di Uni Eropa-yaitu 173 kilogram per orang dan sama dengan sekitar 20% dari makanan yang diproduksi. Meminimalkan pemborosan ini sangat penting untuk perlindungan lingkungan dan juga keamanan pangan.
Lebih dari 50% limbah makanan dihasilkan oleh rumah tangga. Hampir 20% dibuang selama pemrosesan.
Kemasan plastik sepertinya memang diperlukan untuk mengurangi tingkat limbah yang tinggi ini di kedua area itu. Sejumlah faktor harus diperhitungkan ketika menentukan seberapa berguna kemasan plastik dalam rantai pasokan makanan, sebab penggunaannya berpotensi untuk menyimpan makanan dan mencegah pemborosan.
Misalnya, penggunaan 1,5 gram film plastik untuk membungkus mentimun dapat memperpanjang umur simpan dari tiga hari menjadi 14 hari dan menjual anggur dalam kantong plastik atau nampan mengurangi pemborosan anggur di toko sebesar 20%.
Banyak makanan yang diangkut melalui udara, sehingga memperpanjang umur simpannya memiliki manfaat penting bagi lingkungan. Ini meminimalkan limbah dan menghemat semua sumber daya berharga yang terlibat dari pertanian ke rak Anda.
Perkiraan terbaru dari Zero Waste Scotland menunjukkan bahwa jejak karbon dari limbah makanan yang dihasilkan justru bisa lebih tinggi dari plastik. Secara khusus, 456.000 ton limbah makanan yang dihasilkan rumah tangga Skotlandia ditemukan berkontribusi pada dihasilkannya sekitar 1,9 juta ton CO?, tiga kali lebih tinggi dari 224.000 ton yang dihasilkan limbah plastik.