Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Gempa Mamberamo dan Maluku Pagi Ini Tidak Berhubungan

Kompas.com - 24/06/2019, 16:45 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Senin pagi (24/6/2019) terjadi gempa di kawasan Mamberamo Tengah, Provinsi Papua. Gempa terjadi tepatnya pada pukul 08.05 dengan kekuatan mencapai magnitudo 6,0.

Menurut BMKG, episentrum gempa terletak di koordinat 2,49 LS dan 138,74 BT. Pusat gempa berada di kedalaman 15 km. Lokasi titik gempa berada di sekitar 48 kilometer (km) arah tenggara Mamberamo Tengah.

Gempa tersebut kemudian disusul oleh gempa lain yang berpusat di koordinat 2,49 LS dan 138,66 BT, dengan pusat gempa pada kedalaman 29 km. Lokasi titik gempa berada sekitar 39 arah tenggara Mamberamo Tengah.

Hingga saat ini, tercatat telah terjadi sebanyak 30 gempa susulan.

Baca juga: Gempa Hari Ini: Lindu di Laut Banda terasa Hingga Australia

“Gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal yang terjadi akibat sesar lokal, tepatnya Sesar Yapen,” ungkap Ketua BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati saat menjelaskan pada media di Jakarta, Senin (24/6/2019).

Dwikorita juga menjelaskan bahwa gempa yang terjadi di Mamberamo ini dipicu oleh kombinasi pergeseran datar dan naik, khususnya akibat gerak lempeng Pasifik dan Indo-Australia.

Berdasarkan pemantauan dan analisis, gempa Mamberamo tidak berpotensi tsunami.

Sementara itu, gempa juga terjadi di kawasan Maluku dan Laut Banda dengan magnitudo 7,4 pada pukul 09.24.

Pusat gempa terletak di laut, dengan jarak sekitar 289 km arah barat Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku. Diperkirakan, kedalaman pusat gempa adalah 220 km.

Lalu, dilaporkan juga telah terjadi gempa susulan dengan magnitudo 4,2 dan 2,7. Namun, menurut BMKG, gempa tidak menunjukkan adanya potensi tsunami.

Baca juga: Pagi Ini Mamberamo Papua dan Laut Banda Diguncang Gempa Kuat

Gempa yang terjadi di Laut Banda ini diperkirakan terjadi akibat deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan geser.

Meski terjadi dalam kurun waktu yang hampir berbarengan, namun kedua gempa ini tidak saling berkaitan dan disebabkan oleh aktivitas tektonik yang berbeda.

Dwikorita menjelaskan bahwa masing-masing gempa memang memiliki riwayat gempa dengan frekuensi tinggi sebelumnya.

“Untuk sementara, berdasarkan informasi yang kami kumpulkan, kami menyimpulkan tidak ada hubungan antara keduanya,” ujarnya.

Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai dampak dan kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua gempa tersebut.

BMKG menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah percaya pada informasi yang beredar dan bersumber dari selain BMKG.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau