KOMPAS.com - Banyak orang terobsesi dengan berat badan ideal. Selain untuk membentuk tubuh, beberapa orang mengurangi berat badan untuk menjaga kesehatan.
Berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan berat badan idaman, mulai dari mengatur pola makan hingga berolahraga.
Meski sudah melakukan banyak hal, sering kali berat badan kita tak kunjung turun. Sebuah penelitian di North Carolina, AS mungkin mengetahui faktor masalah sebenarnya.
Dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa tidur dengan televisi atau lampu menyala dapat menambah berat badan.
Baca juga: Perlukah Kita Tidur 8 Jam Sehari? 5 Ahli Menjawab Tidak
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal medis JAMA Internal Medicine itu mengamati hampir 44.000 responden selama lima tahun. Para peserta adalah perempuan berusia 35 sampai 74 tahun yang tidak memiliki riwayat penyakit kanker atau kardiovaskular.
Para peserta diminta melaporkan jumlah paparan cahaya buatan saat mereka tidur. Cahaya buatan yang dimaksud bisa berasal dari lampu, televisi, atau gawai.
Hasilnya, orang yang tidur dengan lampu atau televisi menyala di malam hari mengalami kenaikan berat badan hingga 5 kg.
"Ada peluang 17 persen untuk bertambahnya berat badan lima kilogram, setelah kami menyesuaikan faktor pembaur," ungkap Dale Sandler, peneliti senior studi ini dikutip dari CNN, Senin (10/06/2019).
Tak hanya itu, Sandler juga menyebut bahwa ada kemungkinan 22 persen untuk menjadi kelebihan berat badan dan 33 persen kemungkinan mengalami obesitas.
"Ada tanggapan dosis, bahwa semakin banyak cahaya dalam ruangan semakin kuat hubungannya," tegas Sandler.
Para peneliti menyebut bahwa hal ini mungkin berkaitan dengan cahaya buatan membuat Anda lebih mudah terjaga. Jika sudah begitu, Anda akan lebih mudah lapar karena hormon yang dilepaskan ketika merasa lelah.
Akibatnya, Anda akan lebih banyak makan.
Selain itu, para peneliti mencatat faktor lain seperti paparan cahaya buatan di malam hari mencerminkan gaya hidup tidak sehat.
Penelitian ini mendapatkan beberapa tanggapan dari para ahli lain. Salah satunya Profesor Malcolm von Schantz dari University of Surrey.
"Kita tahu bahwa cahaya pada malam hari akan menunda jam tubuh kita. Kita tahu dari penelitian eksperimental bahwa cahaya pada malam hari mempengaruhi metabolisme kita dengan cara yang konsisten dengan peningkatan risiko sindrom metabolik," ujar Profesor Malcolm dilansir dari Daily Mail via LAD Bible, Selasa (11/06/2019).