Itulah bagaimana air bisa berada di Bumi.
Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Air di Darat Terasa Segar, Kok Air Laut Asin?
Berasal dari Komet dan Asteroid
Menghadapi teka-teki ini, para astronom menyadari bahwa ada dua sumber air yang siap pakai, yaitu komet dan asteroid. Baik komet maupun asteroid dapat mengandung es.
Jika keduanya bertabrakan dengan Bumi, mereka menambahkan jumlah material yang diduga beberapa ilmuwan, benda-benda seperti itu bisa dengan mudah mengirimkan air lautan.
Pengamatan baru-baru ini tentang susunan kimiawi asteroid menunjukkan, rasio berbagai bentuk hidrogen dalam asteroid tampaknya lebih cocok dengan yang kita temukan di Bumi.
Tetapi analisis didasarkan pada sampel terbatas, artinya hipotesis ini belum sepenuhnya dibuktikan.
Baru-baru ini, peneliti kembali tertarik dengan air berasal dari komet atau asteroid. Mereka mengamati Komet 46P. Wirtanen pada 2018.
Mereka menemukan, pada komet yang dijuluki "komet hiperaktif" itu terdapat air dengan rasio yang sama dengan air di Bumi.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics itu memberi lebih banyak wawasan tentang mengapa komet hiperaktif memiliki rasio isotop yang mirip dengan air Bumi.
Secara khusus, para peneliti dari Badan Antariksa AS (NASA) menemukan korelasi antara rasio D / H komet dan fraksi aktifnya - yaitu, fraksi layanan inti yang diperlukan untuk menyediakan air di atmosfer komet.
Para ilmuwan menemukan bahwa komet yang lebih hiperaktif adalah, semakin banyak rasio D / H menyerupai air Bumi. Ini membuat komet menghasilkan lebih banyak uap air dari partikel atmosfer kaya es daripada dari nukleusnya memiliki air lebih mirip Bumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.