Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Lebih Sulit Dapat Bantuan Saat Alami Gagal Jantung, Kenapa?

Kompas.com - 28/05/2019, 20:06 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

"Bagi kebanyakan orang, gagal jantung biasanya tidak terjadi di rumah sakit, tapi di tempat-tempat umum. Orang-orang yang berada sekitar harus mengetahui bahwa perempuan bisa mengalami gagal jantung seperti juga pria," kata Tan.

Para korban sendiri mungkin gagal menyadari tanda-tanda peringatan gagal jantung. Misalnya, tanda-tanda serangan jantung, pemicu umum gagal jantung.

Hal itu sering diabaikan perempuan karena gejala-gejalanya mungkin dalam bentuk kelelahan, mual atau sakit pada leher dan rahang. Sedangkan pada laki-laki, dilaporkan mengalami gejala-gejala yang lebih nyata, misalnya sakit dada.

Toft, yang juga pakar jantung yang mengawasi program-program pelatihan CPR, menegaskan bahwa meski seseorang tidak bisa mengubah bagaimana gagal jantung terjadi.

Namun, memastikan perempuan mendapat bantuan dari orang-orang sekitar sama seringnya dengan para laki-laki, akan membantu meningkatkan harapan hidup.

Ada beberapa alasan mengapa perempuan akan lebih jarang menerima bantuan dari orang sekitar dibandingkan laki-laki. Para perempuan cenderung hidup lebih lama dibandingkan laki-laki dan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menjanda atau hidup sendiri.

Hal itu meningkatkan kemungkinan untuk menderita gagal jantung saat sendiri. Orang-orang sekitar juga mungkin mengalami hambatan saat melakukan kompresi dada pada pasien perempuan.

Baca juga: Studi Temukan, Ibu dengan Banyak Anak Wajib Waspada Serangan Jantung

Toft mencatat bahkan dalam sesi-sesi latihan CPR, korban-korban perempuan lebih sedikit menerima bantuan daripada pria.

"Kita harus menyadari bahwa ada hambatan-hambatan yang khusus pada perempuan. Dan bila kita bisa mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan memperbaiki pelatihan kita, kita kemungkinan bisa menyelamatkan lebih banyak perempuan dengan CPR standar," kata Toft menambahkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com