KOMPAS.com – Isu kesehatan dan kebersihan reproduksi di Indonesia agaknya masih dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan, baik dalam lingkup publik maupun keluarga.
Menurut studi yang dilakukan oleh Yayasan Plan International Indonesia di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, NTT, dan NTB; sekitar 63 persen orangtua tidak memberikan penjelasan yang benar dan gamblang terkait menstruasi terhadap anaknya. Lalu, 45 persen di antaranya menganggap bahwa pembahasan hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak pantas.
Hal ini kemudian mengakibatkan kerentanan bagi remaja terkait kesehatan reproduksi, karena mereka dapat memperoleh informasi yang salah.
Pakar kesehatan, dr. Dyana Safitri Velies, SpOG, menjelaskan bahwa seharusnya pihak keluarga terdekatlah yang perlu memberikan edukasi terkait kesehatan dan perawatan organ reproduksi sejak dini terhadap seorang anak hingga remaja.
Baca juga: Mitos Seputar Menstruasi dan Faktanya
Edukasi ini meliputi konsep mengenai batasan apa yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain, serta konsep privasi, misalnya apa saja yang boleh dilihat orang lain dan lokasi mana saja yang layak dijadikan ruang ganti pakaian.
Hal ini dapat memberikan pemahaman pada anak mengenai identitas dirinya serta hubungan dengan lingkungan sekitarnya.
“Jika anak sudah merasa nyaman, baru bisa diberikan pengertian lebih dalam,” ujar Dyana.
Ketika anak telah beranjak remaja, maka perlu diberikan pengetahuan lanjutan, khususnya terkait pubertas.
“Bicara soal pubertas tidak hanya soal menstruasi. Perlu mengenali diri sendiri dulu, mengapa muncul jerawat, mengapa payudara membesar, dan sebagainya,” lanjutnya.
Sebagai contoh, orangtua perlu mengajarkan pada putrinya untuk mencatat kebiasaan yang dialaminya saat menstruasi, seperti seberapa lama waktu berlangsungnya, seberapa tingkatan nyeri yang dirasakan, seberapa banyak darah yang keluar saat haid, dan sebagainya.
Hal ini untuk membiasakan anak mengenali kondisi normalnya, sehingga anak dapat mengetahui dan menyadari jika terjadi anomali, dan dapat mengambil tindakan seperti mengunjungi dokter untuk memeriksakan kondisinya tersebut.
Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Perut Kram saat Menstruasi?
Selain itu, praktek terkait kebersihan organ reproduksi juga perlu diajarkan kepada anak, seperti bagaimana caranya membersihkan noda pasca menstruasi.
“Untuk menjaga kebersihan vagina saat menstruasi, cukup menggunakan air bersih pada bagian luar, bersihkan noda-noda yang tersisa di samping, lalu keringkan,” tuturnya.
Orangtua diharapkan menjadi penyedia informasi terkait kesehatan reproduksi yang benar, mengingat masih banyaknya mitos yang beredar mengenai kesehatan reproduksi, khususnya menstruasi.
Perlu diketahui, ada larangan mencuci rambut atau mengonsumsi daging ketika menstruasi. Padahal, keduanya dapat membantu menyegarkan badan serta menyediakan asupan gizi yang dibutuhkan tubuh agar pulih dari kondisi lemas akibat menstruasi.
Dyana juga menekankan pentingnya dukungan dari orang sekitar untuk memahami dan membantu remaja saat periode pubertas awal, misalnya memaklumi peningkatan emosi remaja putri saat menstruasi dan mengondisikan lingkungan yang perhatian terhadap hal tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.