Huawei, di berbagai kesempatan, menolak tuduhan melakukan mata-mata untuk pemerintah China.
Namun mereka yang mengkritik mengatakan undang-undang di Cina tidak memungkinkan perusahaan bisa menolak permintaan pemerintah mendapatkan informasi intelijen.
Kekhawatiran pemerintah mengakses data perusahaan, antara lain didasarkan pada praktik yang berlaku di AS sendiri.
Mantan kontraktor Badan Keamanan AS, NSA, Edward Snowden, mengungkapkan bahwa badan-badan intelijen AS meretas data milik perusahaan teknologi termasuk Google dan Yahoo.
Baca juga: Rebutan 5G antara AS dan China Juga Mengenai Supremasi Militer
Di luar kepentingan keamanan, tentunya ada keuntungan bisnis jika banyak negara memboikot peralatan 5G dari Huawei.
2. Skandal robot jari
Kasus ini terkait dengan pegawai Huawei yang dituduh mencuri robot jari, robot yang bertugas mengetukkan jari ke layar telepon genggam saat ia meninggalkan laboratorium desain perusahaan telekomunikasi T-Mobile.
Pegawai ini mengklaim bahwa robot itu "tak sengaja jatuh ke dalam tasnya".
T-Mobile ketika itu memang punya kerja sama dengan Huawei. Perusahaan Jerman tersebut tidak menerima alasan itu dan membawa kasusnya ke pengadilan.
Komunikasi email mengisyarakatkan pegawai itu "tak bertindak sendiri dan besar kemungkinan diperintah oleh eksekutif senior di Cina".
Ini menjadi salah satu alasan penangkapan direktur keuangan Huawei, Meng Wanzhou, di Kanada atas permintaan AS tahun lalu.
3. Kerja sama 'terselubung dengan Iran'
Meng menolak tuduhan dan berupaya agar permintaan ekstradisi oleh AS dibatalkan.
Tuduhan lain yang dijatuhkan kepadanya adalah Huawei "punya kerja sama dengan Iran".
Diduga ia menjadi bagian dari upaya Iran menghindari sanksi AS, melalui perusahaan bernama Skycom.